Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Kawasan Jam Gadang jadi salah satu destinasi wisata yang banyak diminati para wisatawan yang berkunjung ke Sumatra Barat. Destinasi tersebut berada di Kota Bukittinggi, berjarak 74 kilometer dari Bandara Internasional Minangkabau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Monumen Jam Gadang merupakan salah satu simbol dari Kota Bukittinggi. Kata "Jam Gadang" diambil dari bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar". Monumen dengan tinggi sekitar 27 meter itu diresmikan pada 25 Juli 1927. Dalam buku Bukittinggi 1969-1971, disebutkan jika pembangunan Jam Gadang berlangsung antara 1925 hingga 1927. Pembangunan monumen tersebut atas perintah Ratu Belanda Wilhelmina. Lokasi Jam Gadang disinyalir sebagai titik nolnya Kota Bukittinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Struktur bangunan jam gadang terdiri dari puncak yang berbentuk gonjong. Awalnya atap Jam Gadang berbentuk bulat, saat pendudukan Jepang, konstruksinya berubah jadi gaya khas Negeri Matahari Terbit. Pascakemerdekaan barulah atapnya diubah ke bentuk gonjong Rumah Gadang.
Kemudian, setiap sisi terdapat jam dengan diameter 80 sentimeter. Jam tersebut digerakkan oleh mesin mekanik yang langsung didatangkan dari Rotterdam, Belanda. Bagian dalam Jam Gadang juga terdapat sebuah lonceng yang bertuliskan nama pabrik pembuat jam, Vortmann Recklinghausen. Bagian dalam menara terdapat lima tingkat, setiap tingkat memiliki fungsinya masing-masing.
Selain menjadi simbol kota, Jam Gadang dulunya menjadi tempat yang berpengaruh saat proses kemerdekaan, seperti pengibaran bendera merah putih dan demonstrasi nasi bungkus pada 1950.
Jam Gadang juga saksi bisu pertempuran militer Indonesia menghadapi Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) 1958 di Sumatera Barat. Dalam buku PRRI, Pemberontakan atau Bukan? karya Syamdani tertulis di bawah Jam Gadang mati 187 orang. Dari 187 orang tersebut, 177 di antaranya merupakan warga sipil.
Saat ini Jam Gadang sudah dijadikan salah satu destinasi unggulan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi. Beberapa kali Jam Gadang dan sekitarnya direnovasi guna meningkatkan kunjungan wisatawan. Setiap harinya wisatawan yang berkunjung ke Jam Gadang lebih dari1.000 orang. Jika pada hari libur, kunjungannya tentu akan lebih meningkat.
Selain itu, sekitar Jam Gadang juga terdapat destinasi wisata lainnya seperti Istana Bung Hatta, Lubang Jepang, Ngarai Sianok, Pasar Atas, Jembatan Limpapeh, dan Rumah Kelahiran Bung Hatta.
FACHRI HAMZAH