Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Seru dan Seram Menjajal Rumah Hantu Malioboro

Menurut petugas di loket, Nanda, tidak menutup kemungkinan Rumah Hantu Malioboro akan diperpanjang hingga akhir September bahkan Desember 2022.

30 Agustus 2022 | 23.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rumah Hantu Malioboro 7: Salah satu talent berdandan hantu siap menyambut pengunjung di pintu masuk Rumah Hantu Malioboro, Yogyakarta, 25 Agustus 2022. TEMPO/Pito Agustin Rudiana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hari sudah menjelang Maghrib pada Kamis petang, 25 Agustus 2022, tiket masuk Rumah Hantu Malioboro Rp 35 ribu sudah di tangan. Wahana uji nyali yang baru dibuka 15 April 2022 itu direncanakan akan berakhir pada 6 September 2022 mendatang. Menurut petugas di loket, Nanda, tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang hingga akhir September, bahkan akhir Desember. “Tergantung antusiasme pengunjung,” kata Nanda saat ditemui Tempo sore itu.

Jumlah Pengunjung Dibatasi

Sebelum berakhir, tak salah menjajal wahana rumah hantu itu. Jumlah pengunjung yang masuk dibatasi. Sekali masuk maksimal enam orang. Selain pandemi Covid-19 belum berakhir, pembatasan itu juga karena ruangan dalam wahana tak luas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kalau sekali masuk banyak orang, yang takut nanti hantunya,” gurau Swares, kru lain yang mengenakan jubah serba hitam dengan tudung kepala. Terbayang bagaimana suasana di dalam bangunan bekas Mal Malioboro itu. Gelap, seram, ‘berhantu’.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sembari menunggu pengunjung lain, saya melihat-lihat suasana di depan pintu masuk wahana yang disebut pos satu. Dua boneka berkostum serba putih yang sudah kumal berdiri menyambut. Wajah kedua boneka coreng moreng. Ada lagi satu boneka serupa berada di bilik loket. Menemani petugas loket melayani calon pembeli tiket. Suasana di situ tak seram, karena lampu terang benderang.

Rumah Hantu Malioboro 1: Suasana di pos 2 Rumah Hantu Malioboro, Yogyakarta, 25 Agustus 2022. TEMPO/Pito Agustin Rudiana

Sementara suara-suara tawa cekikikan, juga tangisan terdengar kencang dan saling sahut di sisi luar bangunan. Menggoda lalu lalang orang di trotoar Malioboro yang lewat untuk berhenti sejenak. Setidaknya ada dua kemungkinan. Orang tak peduli atau malah membuat penasaran untuk masuk, meski pun takut.

Jurit Malam Tiap Kamis

Dan tiap malam Jumat itu, ada program khusus yang dihadirkan, yakni jurit malam. Bedanya dengan program regular, ruangan dalam wahana benar-benar gelap tanpa lampu. Satu rombongan pengunjung akan dibekali dua senter kecil untuk membantu penerangan. Dan jurit malam dibuka malam hari mulai pukul 18.30 – 22.00.

Akhirnya, rombongan Zahra Fadillah, 20 tahun dari Klaten, Jawa Tengah datang dan bersiap masuk. Total berlima kami dalam satu rombongan. Dari pos satu, kami menuju pos dua. Ruangannya lebih luas dan lampu yang remang-remang masih cukup menerangi. Ada pagar kayu berjejer untuk mengatur antrean pengunjung sebelum masuk. Menurut Swares, dua bulan pertama pembukaan wahana itu, pengunjung membeludak.

“Antrean panjang sampai ujung Jalan Dagen,” kata Swares. Kurang lebih ada 50 meter dari depan wahana.

Di ruangan itu, kami disambut boneka genderuwo yang bertubuh besar, bermata lebar, gigi tak beraturan, lidah menjulur panjang, dan rambut gondrong. Boneka itu di samping pintu masuk pos selanjutnya. Bagian atas pintu yang lebar itu dihiasi ornamen muka raksasa dengan gigi taring dan gigi serinya yang berjejer serba besar. Sementara pintu itu ditutup kain hitam.

Rumah Hantu Malioboro 1: Suasana di pos 1 Rumah Hantu Malioboro, Yogyakarta, 25 Agustus 2022. TEMPO/Pito Agustin Rudiana

Di depan pintu itu, rombongan kami mendapat briefing dari kru. Ada sejumlah larangan yang mesti dipatuhi. Antara lain, tak boleh mengambil gambar, baik foto maupun video di dalam. “Juga tak boleh ada kontak fisik antara talent hantu dan pengunjung,” kata kru itu. Salah satu tujuannya untuk mencegah tindakan pelecehan. “Nanti pintu keluarnya bertirai hitam,” imbuh kru itu lagi memberi panduan.

Berani Petualangan Horor?

Petualangan di rumah hantu dimulai begitu tirai hitam itu disibak. Zahra dan saudara-saudaranya di depan, saya di belakang. Pencahayaan ruangan benar-benar mendekati gelap. Membuat benda-benda sekitar tampak samar-samar.

Begitu masuk, ada sosok yang duduk di ujung samping pintu. Sekilas mengenakan kebaya, mungkin berdandan ala nenek-nenek. Namun saat dipelototi untuk melihat lebih jelas, sosok itu menghardik.

“Apa!?” bentak dia membuat semua nyaris teriak karena kaget.

Zahra dan saudaranya setengah berlari. Tak lagi tampak di depan saya yang memilih jalan cepat di belakang. Bau kemenyan beradu dengan asap dupa menusuk tajam. Membuat napas sesak, apalagi pakai masker. Dan suara-suara keras berupa tawa, tangisan, gertakan susul menyusul. Satu yang saya cari: pintu bertirai hitam.

Rumah Hantu Malioboro 2: Suasana antrian di loket Rumah Hantu Malioboro, Yogyakarta, 25 Agustus 2022. TEMPO/Pito Agustin Rudiana

Dan ruangan di dalam itu berbilik-bilik. Masing-masing berbeda ukuran. Ada yang kecil, ada yang seperti lorong memanjang, tapi sempit. Untuk keluar dari ruangan itu harus mencari pintu keluar yang ditandai dengan tirai hitam. Bisa dibayangkan, mencari tirai hitam dalam penerangan super remang-remang. Sesekali pun harus meraba dinding.

Sementara tiap bilik ada ‘hantunya’. Ada yang berjubah hitam, ada yang putih. Terus terang saya tak melihat dandanan wajahnya karena gelap. Mungkin tak jauh beda dengan dandanan muka boneka yang ada di pos satu tadi.

Dipenuhi Hantu Indonesia

“Hantu-hantu Indonesia,” demikian bocoran kru, Bagas usai keluar dari wahana itu. Bagas pernah berperan sebagai hantu pocong di sana.

Ada kuntilanak, genderuwo, pocong. Mungkin suster ngesot, juga ada. Penampakan mereka tak terlihat jelas. Hantu-hatu itu ada yang cuma berdiri atau pun duduk. Sambil tertawa atau menangis tentunya. Dan rada serem karena sebagian hantu menguntit pengunjung.  

“Yang di belakang… yang di belakang… yang di belakang…” teriak hantu hitam di belakang saya.

Suaranya kencang dan memprovokasi seolah tepat di samping telinga. Bikin parno. Dia terus menguntit. Sama-sama ikut jalan cepat. Baru berhenti ketika saya berhasil menyibak tirai hitam. Rasa kaget belum usai sudah disusul gertakan hantu lainnya yang sembunyi di sudut. Lalu menguntit lagi dengan suara-suara hantunya. Acapkali mereka mengikuti hingga bilik selanjutnya.

Suara-suara kencang dan seram, juga bau kemenyan itu membuat saya harus cepat-cepat mencapai pintu keluar. Lantaran sumpek. Jadi berfokus pada tirai hitam. Karena ada pula tirai putih. Entah apa di baliknya kalau disibak. Hingga sampailah di pintu keluar. Lampu terang benderang. Lekas-lekas menghirup udara segar. Tak sampai 10 menit di dalam ruang hantu.

Anehnya, Zahra dan saudara-saudaranya yang tadi lebih dulu di depan, justru kini berada di belakang. Mereka keluar dari wahana setelah saya. Sempat tersesat? “Enggak sih. Cuma tadi salah masuk bilik,” kata Zahra dengan napas ngos-ngosan.

Mungkin ada bilik yang ternyata buntu. Untunglah, saya tak ambil jalan ke bilik itu. Fokus saja mencari tirai hitam. Kami pun tertawa-tawa. Tak ada wajah ketakutan. “Tadi istighfar terus,” kata Zahra, kemudian tertawa lagi.

Padahal dalam sejumlah tayangan video pendek dari akun Instagram Rumah Hantu Malioboro, banyak pengunjung yang keluar wahana dengan histeris ketakutan. Bahkan ada yang pingsan. Ada yang sampai terjatuh di pintu keluar. “Kami juga sedia pertolongan pertama. Ada oksigen juga,” kata Bagas.

Tak sedikit juga yang tali sandalnya putus, sandalnya copot, kemejanya sobek karena ditarik teman-temannya yang histeris. Tentu terbayang begitu serunya mereka di dalam.

Dan meskipun ada larangan kontak fisik, ada saja ulah pengunjung. Lantaran kaget, lalu refleks memukul atau menendang talent hantu. Bahkan mengguyurnya dengan air. “Itu risiko kami,” kata Bagas yang biasanya persoalan diselesaikan secara kekeluargaan.

Yang serem lagi, ada pengunjung yang mengaku melihat tuyul atau sosok yang terbang di dalam wahana. Padahal menurut Bagas dan kru lainnya, tak ada talent yang berperan sebagai tuyul atau pun hantu terbang. Lantas mereka siapa?

“Bonus,” tukas Bagas singkat sembari tersenyum.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Pito Agustin Rudiana

Pito Agustin Rudiana

Koresponden Tempo di Yogyakarta

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus