Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengunjungi Masjid Shah Cheragh di Shiraz, Iran, wisatawan memperoleh pengalaman religius sekaligus mengagumi interior masjid yang unik. Kaca dan gelas yang berpendar-pendar itu, membuat mereka yang beribadah serasa di dalam rumah kaca.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Situs Masjid Shah Cheragh bermula dari monumen funereal alias seram dengan masa lalu yang mistis. Penuturan turun temurun di antara warga Shiraz, sekitar tahun 900 M seorang pengembara melihat cahaya misterius yang bersinar di kejauhan. Ia pun menyelidikinya. Lalu, dia menemukan kuburan bercahaya yang, ketika digali, ditemukan jenazah seorang tokoh muslim berbaju zirah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cerita itu menyebabkan Masjid Shah Cheragh menjadi situs ziarah populer bagi umat Islam Syiah, dan struktur kubah digunakan sebagai makam. Situs ini diperbaiki dan diperluas selama berabad-abad, dengan sekolah-sekolah agama dan fasilitas lainnya ditambahkan ke dalam kompleks.
Pada abad ke-14, pembuatan dekorasi bola kaca yang khas dibuat atas perintah Ratu Tash Khtn. Ia menginginkan ruangan masjid lebih bercahaya seribu kali lipat. Jadi nama "Shah Cheragh" secara kasar diterjemahkan menjadi "Raja Cahaya" dalam bahasa Persia.
Di bawah kubah Masjid Shah Cheragh terdapat makam ulama Syiah. Foto: Ahvenas
Meskipun kerap menjadi korban vandalisme dan bencana alam selama berabad-abad, masjid ini telah dipertahankan dan diperbaiki. Tentu saja tetap bersinar cerah hingga hari ini.
Situs Shah Cheragh juga kian luas. Ia juga masih merupakan lokasi ziarah yang sangat penting bagi Muslim Syiah. Namun pengunjung dari agama apa pun cenderung mengagumi keindahan keajaiban situs yang terdiri dari gelas dan kaca ini.