Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta – Bukit Bintang di kawasan Patuk, Gunungkidul, menjadi spot paling banyak diminati wisatawan untuk membidik lanskap matahari tenggelam ketika berlibur di Yogyakarta alias Jogja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari bukit itu, setiap sore, saat langit cerah, matahari akan menyusup di balik Gunung Merapi. Langit seketika kemerahan dan bersamaan dengannya, lampu-lampu kota menyala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, tempat ini bukan satu-satunya titik strategis untuk menyaksikan sunset di Jogja. Wisatawan yang ingin melihat lanskap yang sama, namun dengan suasana yang lebih romantis, biasanya akan menyambangi Restoran Abhayagiri.
Abhayagiri berlokasi di Sumberwatu Heritage Resort, Sumberwatu RT 02/RW 01, Sambirejo, Prambanan, Sleman. Restoran tersebut belakangan menjadi lokasi favorit untuk tempat melamar pasangan, merayakan hari jadi, atau memperingati ulang tahun.
Restoran yang tergabung dalam kawasan resor itu memiliki dua bagian ruangan, yakni luar ruangan dan dalam ruangan. “Kapasitasnya 300 orang untuk seluruhnya,” kata Prayoga Pangestu, Sales and Public Relations Executive Sumberwatu Heritage Resort, saat dihubungi pada Sabtu, 16 Juni 2018.
Di bagian luar ruangan, ketika bersantap, pengunjung akan menghadap ke wilayah Jogja bagian utara. Setengah bagian kota itu beserta ikon-ikonnya dibingkai dalam satu bingkai. Semu-semu terlihat pemandangan Candi Prambanan dan di ujungnya terlihat jelas Gunung Merapi berdiri gagah.
Suasana malam hari di Restoran Abhayagiri di Sumberwatu Heritage Resort, Sumberwatu, Sambirejo, Prambanan, Sleman.(Dokumentasi Abhayagiri Restaurant)
Ya, Abhayagiri memang bernaung di salah satu babakan tertinggi di “nagari kesultanan”, segaris dengan Bukit Boko. Di salah satu sudut yang menghadap ke barat daya, sebuah beranda petak beralas kayu dikelilingi lampu taman dengan penerangan temaram menjadi titik yang paling banyak diincar, khususnya untuk memotret.
Di sisi kanan, dapat dijumpai rumah joglo beralas rumput sintetis, juga kolam renang yang menghadap langsung ke arah kota. Di sisi lain terlihat sebuah panggung alam yang menjadi tempat pentas pergelaran seni Ramayana digelar. Masih menghadap ke sisi barat, matahari tenggelam akan menjadi latar pentas yang dramatis.
Di area panggung itu terasa suasana Jawa yang akrab. Panggungnya natural, terbuat dari bebatuan. Di seberangnya ada candi. Candi itu sungguhan, bukan replika.
Selama Lebaran hingga 24 Juni nanti, menu yang dijual di restoran ini adalah menu all you can it atau buffet. Tiap tamu dikenai tarif Rp 250 orang. Adapun menu yang disajikan merupakan perpaduan menu lokal dan western. Semisal white briyani, potato pavlyana, beef black pepper, roasted potato butter, empal gentong, tongseng bebek, dan brongkos koyor.
Restoran ini mulai buka pukul 11.00 dan akan tutup pada pukul 21.00. Makin malam, restoran makin ramai.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA