Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Telusur Lorong Rahasia di Basement Gedung de Vries Bandung

Lorong rahasia di basement Gedung de Vries Bandung, yang kini menjadi kantor Bank OCBC NISP terhubung dengan sebuah gedung lain.

14 Desember 2019 | 13.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gedung de Vries di Jalan Asia Afrika nomor 100 Kota Bandung, Jawa Barat. TEMPO | Anwar Siswadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Sejarah menyisakan rahasia di ruang bawah tanah atau basement gedung de Vries, Kota Bandung, Jawa Barat. Bangunan cagar budaya atau heritage itu berseberangan dengan Gedung Merdeka. Di bawah Jalan Asia-Afrika, ada lorong rahasia yang menghubungkan keduanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gedung de Vries kini milik Bank OCBC NISP. Vice President Region Head Network Group OCBC NISP, Albert Suryadinata mengatakan ada lorong rahasia yang tersambung ke Gedung Merdeka. "Tapi sudah ditutup sejak dilakukan restorasi," katanya Jumat, 13 Desember 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lorong yang tersambung ke lantai bawah tanah gedung de Vries itu tadinya berpintu. Setelah diputuskan untuk ditutup, jejak akses lorong itu lenyap. Di lokasi yang ditunjukkan Albert, kini berupa dinding kelabu memanjang. Soal fungsi lorong itu sampai kini masih misterius.

Gedung de Vries awalnya berbentuk rumah yang kemudian dipakai sebagai toko serba ada oleh Andreas de Vries. Kemudian pada akhir abad ke-19 menjadi tempat kongkow orang Belanda yang membentuk perkumpulan Societiet Concordia. Selanjutnya mereka pindah tempat berkumpul ke Gedung Concordia yang kemudian dinamakan Gedung Merdeka di seberangnya.

Bekas lorong rahasia di basement gedung de Vries Bandung, Jawa Barat, Jumat 13 Desember 2019. TEMPO | Anwar Siswadi

Di awal abad 20, arsitek Edward Cuypers Hulswit memugar gedung de Vries. Hingga sekarang wujudnya yang berdampingan dengan Hotel Savoy Homann masih bertahan. Menurut Albert, perusahaannya melakukan renovasi gedung pada 2011. "Restorasi tanpa mengubah bagian dalam gedung, semuanya asli," ujarnya. Termasuk sebuah menara di sudut bangunan yang menjadi ikon.

Bangunan itu sampai sekarang digunakan sebagai museum. Isinya artefak dari sejarah bank pemilik tempat yang berdiri sejak 1941 itu, seperti mesin tik, mesin hitung, buku tabungan kuno. Ada juga sepeda antik milik pendiri bank OCBC NISP, Karmaka Surjaudaja.

Museum di gedung de Vries kata Albert, Bandung, dibuka terbatas untuk publik. Alasannya, bangunan itu masih aktif dipakai untuk melayani nasabah sebagai ruang tunggu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus