Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga desa wisata Sumatra Barat (Sumbar) raih penghargaan di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Malam penganugerahan digelar di Gedung Sasono Taman Mini Indonesia (TMII) pada Ahad, 27 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun tiga desa wisata yang meraih gelar juara yakni juara 1 kategori homestay dan toilet umum didapat Desa Wisata Lawang, Kabupaten Agam; juara 1 kategori daya tarik pengunjung diraih Desa Wisata Muntei, Kabupaten Kepulauan Mentawai; lalu juara 1 kategori desa wisata berkembang diraih Desa Wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Desa Wisata Nyarai di Kabupaten Padang Pariaman meraih juara harapan dalam kategori daya tarik pengunjung, sementara Desa Wisata Kubu Gadang, Kota Padang Panjang, meraih juara harapan kategori Desa Wisata Maju.
Penduduk Desa Wisata Muntei, Kabupaten Mentawai, Sumatra Barat (Kemenparekraf)
Tidak hanya itu, dua desa wisata di Sumatra Barat juga mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI). Perkampungan adat Kabupaten Sijunjung mendapatkan penghargaan pada kategori rumah gadang berjejer terpanjang. Lalu, Desa Wisata Muntei Kepulauan Mentawai untuk kategori tato tertua.
Kepala Dinas Pariwisata Sumatra Barat Luhur Budianda menjelaskan, ada 327 desa wisata yang tersebar di 19 kabupaten dan kota. Desa-desa tersebut dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata di daerah masing-masing. “Jadi pengelolanya kelompok yang ada di desa atau nagari masing-masing,” katanya.
Dari jumlah 327 desa wisata di Sumatra Barat, lima desa masuk 75 besar ADWI 2023, yakni, Desa Wisata Nyarai Kabupaten Padang Pariaman, Desa Wisata Kubu Gadang Kota Padang Panjang, Desa Wisata Perkampungan Adat Nagari Sijunjung Kabupaten Sijunjung, Desa Wisata Puncak Lawang Kabupaten Agam, dan Desa Wisata Muntei Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Dia melanjutkan, pengembangan desa wisata di Sumbar akan melibatkan semua pihak. Mulai dari pemerintah kabupaten dan kota hingga desa. “Pengembangan desa wisata ini butuh kolaborasi dari semua unsur. Membangun desa wisata itu bukan hanya tugas pemerintah, tetapi semua pihak,” ucapnya.
Selain itu, pengembangan desa wisata di Sumbar tidak hanya terfokus kepada objek wisatanya, tetapi juga ekonomi kreatifnya. “Sumbar sangat kaya dengan potensi wisata, tentu seluruhnya akan kami gerakkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
FACHRI HAMZAH
Pilihan Editor: Wisata Air Terjun Lembah Anai Sumatera Barat, di Mana Tempatnya?