Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Papua, mendatangkan tim arkeolog dari Makassar dan Jayapura untuk melakukan konservasi terhadap empat mumi Jayawijaya yang ada di di wilayah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mumi Jayawijaya itu masing-masing ada di Aikima, Kurulu, Silokarno Doga dan di Asologaiman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jayawijaya Alpius Wetipo mengatakan konservasi perlu dilakukan karena diantara empat mumi tersebut ada yang bagian tubuhnya rusak dimakan tikus dan anjing.
"Tim ahli arkelog dari Makassar yang kami datangkan tiga orang, dan dari arkeologi Jayapura satu orang, " kata Alpius di Wamena, Jayawijaya, Kamis, 19/10.
Bagian tubuh mumi yang rusak itu, salah satunya, terjadi pada mumi Araboda. Bahkan kondisinya sudah rusak sekali sehingga harus diperbaiki. “Supaya pengunjung (turis) yang datang juga merasa puas," kata Alpius.
Alpius memastikan beberapa bagian tubuh mumi yang hilang rusak itu tidak diganti atau ditempel dengan benda lain. "Mereka (arkeolog) rancang sebagaimana mestinya agar tidak menambah, mengurang namun wajah mumi tersebut bisa jelas terihat."
Berdasarkan informasi yang diperoleh Alpius, sebenarnya mumi di Jayawijaya seluruhnya ada enam. Namun satu mumi sudah dibakar, sementara satunya lagi tidak diizinkan pemilik untuk dikunjungi masyarakat luar.
Pengelolaan empat mumi Jayawijaya itu memang sepenuhnya diserahkan pemerintah kepada masyarakat. Tujuannnya, agar memberikan pemasukan tambahan bagi warga.
ANTARA