Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tim Arkeolog Mengkonservasi Empat Mumi Jayawijaya

Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Papua, mendatangkan tim arkeolog dari Makassar dan Jayapura untuk melakukan konservasi terhadap empat mumi.

19 Oktober 2017 | 18.17 WIB

Mumi Wim Motok Mabel Mumi (jenazah yang diawetkan) Wim Motok Mabel diperlihatkan kepada wisatawan oleh warga Suku Dani di Desa Jiwika, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Selasa (13/8). Mumi Wim Motok Mabel yang telah yang telah berusia sekitar 278 tahun ini merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan pegunungan tengah Papua. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Mumi Wim Motok Mabel Mumi (jenazah yang diawetkan) Wim Motok Mabel diperlihatkan kepada wisatawan oleh warga Suku Dani di Desa Jiwika, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Selasa (13/8). Mumi Wim Motok Mabel yang telah yang telah berusia sekitar 278 tahun ini merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan pegunungan tengah Papua. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Papua, mendatangkan tim arkeolog dari Makassar dan Jayapura untuk melakukan konservasi terhadap empat mumi Jayawijaya yang ada di di wilayah itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mumi Jayawijaya itu masing-masing ada di Aikima, Kurulu, Silokarno Doga dan di Asologaiman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600


Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jayawijaya Alpius Wetipo mengatakan konservasi perlu dilakukan karena diantara empat mumi tersebut ada yang bagian tubuhnya rusak dimakan tikus dan anjing.

"Tim ahli arkelog dari Makassar yang kami datangkan tiga orang, dan dari arkeologi Jayapura satu orang, " kata Alpius di Wamena, Jayawijaya, Kamis, 19/10.

Bagian tubuh mumi yang rusak itu, salah satunya, terjadi pada mumi Araboda. Bahkan kondisinya sudah rusak sekali sehingga harus diperbaiki. “Supaya pengunjung (turis) yang datang juga merasa puas," kata Alpius.

Alpius memastikan beberapa bagian tubuh mumi yang hilang rusak itu tidak diganti atau ditempel dengan benda lain. "Mereka (arkeolog) rancang sebagaimana mestinya agar tidak menambah, mengurang namun wajah mumi tersebut bisa jelas terihat."

Berdasarkan informasi yang diperoleh Alpius, sebenarnya mumi di Jayawijaya seluruhnya ada enam. Namun satu mumi sudah dibakar, sementara satunya lagi tidak diizinkan pemilik untuk dikunjungi masyarakat luar.

Pengelolaan empat mumi Jayawijaya itu memang sepenuhnya diserahkan pemerintah kepada masyarakat. Tujuannnya, agar memberikan pemasukan tambahan bagi warga.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus