Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tips Menentukan Tempat Wisata Kuliner dari Travel Blogger Trinity

Trinity tak merekomendasikan mencari tempat wisata kuliner dari informasi yang sudah tersebar di Internet.

30 Juni 2019 | 09.17 WIB

Wisatawan membeli aneka makanan tradisional di Pasar Papringan Ngadiprono, Kedu, Temanggung,  Jawa Tengah, Minggu 13 Januari 2019. Pasar Papringan Ngadiprono merupakan destinasi wisata alternatif dengan mengangkat konsep wisata budaya tradisonal, konservasi alam, kuliner dan pendidikan yang merupakan pelopor pasar sejenis di daerah lain. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Perbesar
Wisatawan membeli aneka makanan tradisional di Pasar Papringan Ngadiprono, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu 13 Januari 2019. Pasar Papringan Ngadiprono merupakan destinasi wisata alternatif dengan mengangkat konsep wisata budaya tradisonal, konservasi alam, kuliner dan pendidikan yang merupakan pelopor pasar sejenis di daerah lain. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Travel blogger Trinity berbagi tips menentukan tempat wisata kuliner. Menurut dia, orang yang paling tahu dan layak untuk ditanya di mana lokasi terbaik untuk menyantap makanan khas daerah tersebut adalah penduduk di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kalau aku biasanya bertanya kepada orang lokal di mana tempat wisata kuliner terbaik," kata Trinity di acara Trisakti Tourism Award dan Destinasi Indonesia Expo & Conference di Jakarta Convention Center, Kamis, 27 Juni 2019. Dengan bertanya kepada penduduk setempat, menurut dia, maka wisatawan bisa mendapatkan informasi yang lebih valid ketimbang mengandalkan situs wisata yang menunjukkan ulasan.

Bila mengandalkan informasi tempat kuliner dari Internet, Trinity melanjutkan, maka keterangan yang muncul sebagian besar tempat yang sudah sering dikunjungi banyak orang. Lagipula, informasi tersebut tidak menjamin rasa kuliner yang autentik.

"Misalnya orang Jakarta, biasanya akan memilih satu tempat tertentu yang semua orang ke situ. Maka cita rasa kulinernya kurang autentik karena disamakan dengan lidah orang Jakarta," ucap Trinity. Contoh sederhana saat Trinity membandingkan pendapat mengenai cita rasa makanan restoran Jepang yang ada di Jakarta kepada orang Indonesia dengan orang Jepang yang sedang melancong di sini.

Cara memastikan, cita rasa kuliner makanan di restoran Jepang tersebut autentik atau tidak, maka cek apakah restoran tersebut banyak dikunjungi orang Jepang atau tidak. "Kalau cita rasa makanan di restoran Jepang di Indonesia itu autentik, maka orang Jepang juga makan di situ," katanya.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus