Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Yeti dan Kontroversinya Saat Jadi Maskot Pariwisata Nepal 2020

Yeti merupakan makhluk mitologis masyarakat Nepal. Publik tak sadar jika patung Yeti sudah berdiri di sekitar mereka.

2 Februari 2020 | 17.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Patung Yeti yang dipajang di salah satu sudut objek wisata Nepal. Foto: Visit Nepal 2020

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Yeti, Makhluk mitologis yang menghuni pegunungan Himalaya menjadi ikon pariwisata Nepal pada 2020. Situs web pemerintah setempat meluncurkan Visit Nepal Year 2020 dengan Yeti sebagai maskot resmi kampanye pariwisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bentuk Yeti sebagai maskot pariwisata Nepal itu sempat dianggap membingungkan. Media Nepali Times, pada Rabu, 29 Januari 2020, mengabarkan tentang patung Yeti yang terbuat dari serat kaca (fiberglass) di Kathmandu. Menurut laporan Nepali Times, belum banyak yang tahu pajangan patung Yeti setinggi dua meter itu adalah wujud kampanye pariwisata. Patung Yeti itu berdiri di Boudhanath, Kathmandu Durbar Square, Thamel, dan berbagai mal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya pikir itu adalah patung Hanoman atau Mahabir," kata Deepak Prasad Shrestha dari Panitia Penyelenggara Festival Indra Jatra. "Ketika saya melihat dari dekat, itu seperti Buddha yang tertawa. Baru belakangan saya mengetahui bahwa itu adalah maskot Yeti."

Tak hanya Deepak Prasad yang terkecoh dengan patung Yeti. Sebagian penduduk Nepal dan wisatawan bertanya-tanya ihwal patung yang tiba-tiba berdiri di sejumlah sudut koto. Maskot Yeti, seperti beberapa patung serat kaca bercat lainnya tampak seperti Buddy Bears di Berlin dan Cow Parade di New York. Ini merupakan upaya pemerintah untuk menghadirkan beragam ekspresi artistik ke ruang publik.

Patung Yeti yang dipajang di salah satu sudut objek wisata Nepal. Foto: ESC Nepal

Penyelenggara Visit Nepal Year 2020 memilih Yeti sebagai maskot karena merupakan simbol yang tepat dari mitologi di Nepal. Patung-patung Yeti yang tersebar di Nepal adalah karya desainer negara itu, Ang Tsherin Sherpa.

Pemerintah berencana memasang 108 patung Yeti di berbagai sudut tempat wisata di Nepal. Para seniman boleh membuat kreasi gambar dan bentuk Yeti dan membuatnya menjadi apa saja, misalnya patung, gantungan kunci, hiasan, dan lainnya. "Pendapatan dari penjualan patung-patung diberikan kepada para seniman yang mendedikasikan waktu dan upaya mereka untuk mendukung kampanye pariwisata," kata Niki Shrestha perwakilan Sekretariat Visit Nepal Year 2020.

Penyelenggara Visit Nepal Year 2020 membeli empat patung untuk ditampilkan bergiliran di ruang publik di Kathmandu. Adapun Labim Mall, Bank Dunia, dan Jyoti Group juga telah membeli maskot itu, kemudian memajang di tempat mereka untuk mendukung kampanye pariwisata Nepal.

Keberadaan patung Yeti sempat menuai kritik. Musababnya, dua patung Yeti yang ditempatkan di Kathmandu Durbar Square memuat unsur mata ketiga Kumari. "Kumari adalah dewi hidup yang hanya hadir setahun sekali. Kami sangat terkejut melihatnya dilukis pada makhluk yang bahkan tidak ada (mitologis)," kata Deepak Prasad Shrestha.

Masyarakat Nepal menganggap penggambaran Kumari di dalam Yeti mencerminkan ketidakpekaan terhadap apa yang dipercaya penduduk dan mitos. Lantaran memicu protes, dua patung itu telah dipindahkan dari Kathmandu Durbar Square.

VISIT NEPAL NEWS | NEPALI TIMES

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus