Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Yogyakarta Benahi Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Menjadi Penyokong Wajah Wisata

Kebijakan ini berupaya menata kawasan kumuh Yogyakarta untuk menuntaskan seluruh indikator kumuh serta menurunkan faktor risiko bencana

29 Oktober 2024 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kawasan permukiman pinggir sungai di Kota Yogyakarta. Dok.istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata populer, masih memiliki pekerjaan rumah menata kawasan kumuh, seperti di pinggiran sungai. Untuk mempercantik dan menata kawasan kumuh pinggir sungai itu agar mendukung citra wisata, mulai tahun 2024 Pemerintah Kota Yogyakarta menjalankan kebijakan baru bernama Mahannani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebijakan itu berupaya menata kawasan melalui konsolidasi lahan untuk menuntaskan seluruh indikator kumuh serta menurunkan faktor risiko bencana seperti longsor permukiman di pinggiran sungai. Melalui kebijakan itu, pemerintah menyediakan permukiman layak berupa rumah deret yang tahan gempa, aman longsor, serta berkonsep hijau sehingga penghuninya mendapat lingkungan berkualitas.

Penataan Kampung Terban

Pada 2024 ini, kawasan pinggiran sungai yang jadi sasaran penataan itu salah satunya di Kampung Terban Yogyakarta. Terban merupakan kampung yang dilalui Sungai Code, yang lokasinya di pusat kota, dekat Tugu Jogja juga tak jauh dari Malioboro.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Penataan dilakukan dengan cara memundurkan rumah-rumah sejauh 4 hingga 10 meter dari tepi sungai," kata
Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta Sigit Setiawan Senin 28 Oktober 2024.

Sigit menjelaskan bahwa semua permukiman pinggir sungai akan dimundurkan. Dan ukuran rumah akan disesuaikan dengan jumlah penghuni serta surat kekancingan (surat hak pakai) yang dimiliki warga.

"Jika talud sungai sudah selesai, ruang terbuka hijau segera menyusul,” kata Sigit.

Rumah Didesain Ulang

Dalam proses penataan kawasan pinggir sungai ini, Sigit mengatakan rumah warga akan didesain ulang dengan standar rumah tahan gempa untuk meningkatkan ketahanan terhadap bencana longsor. 

“Setelah rumah-rumah itu dimundurkan jaraknya dari sungai, lahan tersisa dimanfaatkan untuk jalan inspeksi, membangun talud, serta fasilitas umum seperti taman atau foodcourt yang dapat meningkatkan ekonomi warga,” kata dia.

Selain itu, berbagai infrastruktur pendukung akan dibangun, seperti ruang terbuka hijau, saluran limbah, jaringan hydrant, dan fasilitas ekonomi untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Rawan Longsor

Ketua Kampung Terban Yogyakarta, Bagus Suryanto mengatakan penataan ini kawasan pinggir sungai ini penting. Tak hanya mempercantik kawasan sebagai pendukung wisata Yogyakarta,  namun juga mengantisipasi jika terjadi bencana mengingat sungai-sungai besar di Kota Yogyakarta berhulu Gunung Merapi yang rawan banjir.

"Kawasan pinggir sungai ini rawan longsor, terutama saat musim hujan," kata dia.

Dengan penataan itu, ia berharap kawasan kumuh di tepi sungai di Yogyakarta akan tertata lebih baik, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus