Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

2021, Kepolisian Merekrut 83 Lulusan Santri dan 410 Personel dari Suku Pedalaman

Polri melakukan perekrutan melalui jalur Rekrutmen Proaktif Polri, salah satunya menyaring lulusan pesantren atau santri sebagai anggota kepolisian

1 Januari 2022 | 06.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan saat ini Polri terus melakukan perekrutan melalui jalur Rekrutmen Proaktif (Rekpro) Polri, salah satunya menyaring lulusan pesantren atau santri sebagai anggota kepolisian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami berusaha merekrut bibit SDM melalui Rekrutmen Proaktif Polri sepanjang 2021 sebanyak 83 lulusan santri," kata Sigit dalam rilis akhir tahun 2021, Jumat 31 Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sigit menyebutkan, dari 83 santri tersebut, sebanyak 56 di antaranya calon-calon bintara yang memiliki kemampuan hafal Alquran.

Selain itu, Polri juga merekrut 410 personel kepolisian dari suku pedalaman.

"Kami juga merekrut 3.400 personel dari orang asli Papua (OAP) untuk memperkuat kebutuhan Polri di Papua sehingga memudahkan komunikasi dalam memelihara keamanan ketertiban masyarakat jadi lebih baik," ujar Kapolri Sigit.

Selain itu, Kapolri juga memaparkan perihal kesetaraan gender di institusi Polri. Menurut jenderal bintang empat tersebut, kesetaraan gender menjadi persoalan dihadapi sejumlah negara di dunia. Kapolri akan memberikan ruang dan kesempatan bagi jajarannya, baik laki-laki maupun perempuan, untuk memangku jabatan inspektur jenderal (irjen).

"Kami juga akan beri ruang untuk jabatan setingkat inspektur jenderal polisi dan ini tentunya menjadi program kami untuk terus memberikan kesempatan dan ruang bagi kesetaraan gender," ujar Sigit.

Dalam rangka mewujudkan kesetaraan gender, Polri akan meningkatkan kemampuan anggotanya. Sigit mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan polisi perempuan dan laki-laki akan bisa menangani penugasan khusus yang masuk kategori berisiko tinggi.

"Beberapa penugasan yang high risk yang tentunya ini juga memerlukan kesiapan dan kemampuan khusus dari anggota, dan ini akan kami tingkatkan ke depan," kata Sigit.

Baca: Lemhanas Usul Pembentukan Kementerian Keamanan Dalam Negeri

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus