Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest mengaku tak terima dengan ulah Fadli Zon sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mengunggah video Potong Bebek Angsa PKI di akun Twitter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya capek-capek cari uang, lalu penghasilan saya dipotong pajak, pajak penghasilan balik ke negara, masa gaji orang kayak gini. Wakil ketua DPR sepersekian kecilnya gaji beliau juga dari uang saya, tapi kelakuan beliau kayak gini, saya muak, saya enggak terima, saya lapor," kata Ernest saat ditemui sebelum pemeriksaan di Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Jumat, 12 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ernest berpendapat unggahan Fadli Zon tersebut berpotensi memunculkan kegaduhan lantaran lirik dalam video tersebut mengandung fitnah.
Ia memutuskan membuat laporan terhadap Fadli pun agar menjadi pelajaran bagi pengguna media sosial lain, khususnya elit politik, supaya tak sembarangan mengunggah konten. "Kalau orang biasa seperti saya ya sudahlah ya, tapi kalau elit politik pasti punya tujuan dan maksud," kata Ernest.
Saat ini, menurut Ernets, laporannya masih dalam tahap penyelidikan. Penyidik Bareskrim masih mencari ada atau tidak adanya unsur pidana dalam unggahan video Potong Bebek Angsa PKI Fadli Zon.
Ia pun berharap kepolisian profesional dalam kasus ini. "Kalau ada unsur pidana dilanggar lanjut, kalau masalah ada atau tidak hak penyidik," kata Ernest.
Ernest pun sudah bertemu dengan Fadli Zon terkait unggahan video tersebut. Menurut dia, saat itu Fadli Zon masih bersikukuh bahwa unggahan tersebut merupakan bentuk kreativitas yang dia bagikan di Twitter pribadinya.
Fadli Zon sebelumnya mengunggah video 'Potong Bebek Angsa PKI' di twitter. Dalam video itu tiga pria dan enam perempuan tampak berjoget diiringi lagu yang berisi sindiran politik. Lagu 'Potong Bebek Angsa' itu diubah liriknya menjadi sarat politik jelang pilpres 2019. Secara keseluruhan, lagu itu memuat lirik berisi sindiran kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Melalui akun twitternya, Fadli Zon mengklarifikasi unggahan video tersebut bukan buatannya. Klarifikasi itu ia sampaikan melalui akun twitter pribadinya pada 23 September lalu. "Video yang saya posting itu bukan saya yang membuat. Saya lihat itu kreativitas masyarakat. Lagipula ini negara demokrasi. Kreativitas tersebut masih ada di koridor demokrasi. Demokrasi kita mengajarkan suatu kebebasan selama tidak memfitnah orang lain," demikian kicauan Fadli Zon.