Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi telah menangkap Mohammad Iman Mahlil Lubis, 39 tahun, dan menetapkannya sebagai tersangka penipuan stiker QRIS kotak amal di sejumlah masjid. Stiker yang dia pasang adalah palsu dan bukan milik pengelola masjid yang bersangkutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami telah mengamankan satu orang MIML di mana yang bersangkutan adalah orang yang menempel QRIS tersebut di Masjid Nurul Iman Blok M," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Auliansyah Lubis di Polda Metro Jaya, Selasa, 11 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pelaku menyebarkan kode batang (barcode) QRIS palsu alias Quick Response Code Indonesian Standard di beberapa kotak amal di masjid-masjid tersebut. Sejumlah 12 QRIS palsu ditemukan tersebar di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru dan 20 QRIS palsu di Masjid Nurul Iman, Blok M.
Aksi pelaku menempelkan QRIS abal-abal di Masjid Nurul Iman tertangkap kamera CCTV di sekitar lokasi. Rekaman video tersebut kemudian diunggah oleh redasamudra.id. “Hati hati, terutama para DKM Masjid, telah terjadi modus penipuan mengganti barcode QRIS kotak amal,” tulis pemilik akun. Saat ini polisi tengah melakukam penyelidikan terhadap tindak pidana ini. Lantas, bagaimana mekanisme transaksi pembayaran melalui QRIS?
Dilansir dari bi.go.id, ada dua jenis mekanisme transaksi menggunakan QR Code, yaitu Merchant–Presented (push payment) dan Customer–Presented (pull payment). Dalam push payment, pelanggan melakukan scan terhadap QR Code merchant. Sebaliknya, merchant yang melakukan scan terhadap QR Code pelanggan dalam pull payment. Berikut adalah perbedaan selengkapnya.
Merchant–Presented (push payment)
1. Transaksi dilakukan secara push payment, artinya dipicu oleh transfer dari akun pelanggan..
2. Membutuhkan standar untuk QR.
3. MPM Static tidak memerlukan investasi besar karena hanya berupa sticker, sementara untuk MPM Dynamic membutuhkan investasi EDC.
4. MPM Static sesuai untuk usaha kecil dan mikro (support financial inclusion), sementara MPM Dynamic untuk usaha menengah dan besar
Customer–Presented (pull payment)
1. Transaksi dilakukan secara pull payment, artinya merchant melalui acquirer menagihkan pembayaran ke akun pelanggan.
2. Membutuhkan standar untuk QR, scanner, dan aplikasi POS.
3. Membutuhkan investasi untuk scanner, aplikasi POS, dan edukasi yang lebih komprehensif ke merchant.
4. CPM sesuai untuk usaha menengah dan besar, komplemen model pembayaran nontunai yg ada
5. Alternatif pembayaran transportasi sebab dapat digunakan tanpa sinyal.
TIM TEMPO
Pilihan editor : Kasus QRIS Palsu: Bagaimana Cara Kerja QRIS?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.