Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Bharada Richard mengaku tiga kali menembak Brigadir Yosua.
Ferdy diduga dua kali menembak Yosua.
Ferdy menjanjikan Richard, Ricky, dan Kuwat Maruf uang tunai senilai Rp 1 miliar dan Rp 500 juta.
INSPEKTUR Jenderal Ferdy Sambo sudah menunggu kedatangan istrinya, Putri Candrawathi, di lantai tiga rumah mereka di Jalan Saguling III, Pancoran, Jakarta Selatan. Putri, diiringi tiga ajudan polisi dan dua pembantu, baru tiba dari Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat sore, 8 Juli lalu. Setelah menjalani tes reaksi berantai polimerase (PCR) di lantai satu, Putri langsung naik ke lantai tiga.
Ferdy menyambutnya dengan mengenakan seragam dinas polisi. Jam di dinding rumah mereka menunjuk pukul 15.40 WIB. Mereka menunggu para ajudan naik. Brigadir Kepala Ricky Rizal yang pertama naik. Ferdy Sambo, saat itu masih berstatus Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian RI, meminta Ricky mengeksekusi Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat—salah satu ajudannya yang ikut pulang dari Magelang.
Tak jelas apa masalahnya sehingga Ricky menolak permintaan itu. Ferdy lalu meminta Ricky memanggil ajudannya yang lain, Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu. Tak seperti Ricky, Richard menyanggupi perintah Ferdy. Pria 24 tahun itu pun menyiapkan pistol Glock 17. “Dari keterangan saksi-saksi, rencana pembunuhan dibahas di rumah Saguling,” ucap Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada Tempo pada Sabtu, 13 Agustus lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo