Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Cegah Bentrok Susulan di Pulau Haruku, Polda Maluku Kirim Satu Peleton Brimob

Kapolda Maluku mengirimkan satu peleton Brimob untuk mengamankan lokasi kejadian bentrok antarwarga Pulau Haruku.

26 Januari 2022 | 19.50 WIB

Sejumlah anggota pasukan Satgas Pamrahwan membawa senjata laras panjang setelah tiba di Polda Kalbar di Pontianak, Selasa 25 Januari 2022. Sebanyak 98 personel Sat Brimob Polda Kalbar yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Satgas Pamrahwan) kembali ke Kalbar setelah bertugas selama 343 hari di Kabupaten Puncak, Papua. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sejumlah anggota pasukan Satgas Pamrahwan membawa senjata laras panjang setelah tiba di Polda Kalbar di Pontianak, Selasa 25 Januari 2022. Sebanyak 98 personel Sat Brimob Polda Kalbar yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Satgas Pamrahwan) kembali ke Kalbar setelah bertugas selama 343 hari di Kabupaten Puncak, Papua. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bentrokan antarwarga Desa Ori dan Kariuw, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, terjadi pada Selasa sore, 25 Januari 2022. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Maluku Komisaris Besar M. Rum Ohoirat mengatakan Kapolda Maluku juga sudah mengirimkan satu peleton Brimob untuk mengamankan lokasi kejadian.

“Mengirimkan satu peleton Brimob dibantu anggota Koramil dan Polsek Pulau Haruku. Sayangnya tadi pagi itu sempat meletus kembali konsetrasi massa dan melakukan penyerangan,” ujar Rum saat dihubungi Rabu, 26 Januari, 2022.

Langkah-langkah selanjutnya dalam melerai bentrokan susulan itu, Rum menjelaskan bahwa untuk sementara pihaknya baru mengupayakan agar aman dan damai terlebih dulu. “Setelah itu baru kita melakukan dan mencari langkah-langkah selanjutnya,” katanya lagi.

Meletusnya bentrok susulan juga membuat korban meninggal dunia bertambah. Dari sebelumnya mengakibatkan dua orang meninggal dunia, dan tiga orang luka-luka. Kabar terakhir, satu orang yang luka kemudian meninggal. “Jadi terakhir, dua orang yang luka-luka, salah satunya anggota Polri,” katanya.

Menurut Rum kedua desa tersebut memang bertetangga yang sebelumnya pernah mengalami konflik terkait dengan masalah batas wilayah. Kejadian itu bermula ketika ada salah satu warga Kariuw yang membuka kebun. Ada warga Ori yang menegur bahwa lahan itu bukan milik Kariuw. 

Pukul 14.30 WIT, Selasa kemarin, terjadi adu mulut terkait lahan tersebut antara beberapa warga setempat. “Nah setelah itu, kedua warga itu kembali ke desanya masing-masing dan melaporkannya ke warga masyarakat kedua desanya, sehingga terjadi konsentrasi massa,” ujar Rum.

Setelah terjadi kosentrasi massa, pihak keamanan langsung turun ke TKP mulai dari Babinsa, Bhabinkantinmas, Anggota Satgas Pos Ramil, dan anggota Polsek Pulau Haruku. Mereka langsung merelai kedua masyarakat kedua desa tersebut.

Baca Juga: Korban Meninggal Bentrok Warga di Pulau Haruku Bertambah Jadi 3 Orang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Kukuh S. Wibowo

Kukuh S. Wibowo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus