Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Cerita Warga Lantung Sumbawa Mengais Emas Tengah Malam di Lokasi Tambang Ilegal WN Cina

Reval bersama puluhan pendulang emas lain berjibaku dengan waktu sebelum tiba pukul 07.00 saat perusahan Cina membawa sisa bongkahan

13 Januari 2025 | 21.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kerusakan alam akibat aktivitas tambang emas ilegal di Desa Aimual, Lantung, Kabupaten Sumbawa, Senin, 13 Januari 2025. Tempo/Akhyar M. Nur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Sumbawa - Kumpulan bebatuan sisa pengerukan eskavator pelan-pelan berjatuhan dari ketinggian tebing yang menganga di Dusun Atas, Desa Padesa, Kecamatan Lantung, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu malam sekitar pukul 23.30 WITA, 12 Januari 2025. Tepat di bawah tebing, Reval (28 tahun), asyik mengorek-ngorek bongkahan batu yang mengandung emas yang dibuang oleh penambang asal Cina, PT SAM. Dia sama sekali tak menggubris meski waktu malam sudah semakin larut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Reval bersama puluhan pendulang emas lain berjibaku dengan waktu sebelum tiba pukul 07.00 saat perusahan Cina kembali beraktivitas membawa sisa bongkahan. Bukit atas yang menjadi tambang emas itu diguyur hujan sejak pagi. Berbekal senter penerang dan sebuah karung kecil, Refal mencoba kembali mengais bijih emas di dalam tanah. “Saya mengais sisa batu yang dibuang perusahan Cina, hanya ini pekerjaan yang bisa saya tekuni,” kata Reval saat ditemui Tempo pada Senin pagi, 13 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemuda asal Desa Padesa, Kecamatan Lantung, itu baru mendapatkan setengah karung batu bongkahan. Pengalaman empat tahun menjadi pendulang emas membuatnya kian cekatan dalam mengais bijih logam mulia. Reval kemudian berupaya masuk jauh hingga pukul 04.00 WITA untuk mendapatkan satu bongkahan. Reval akan mengolah bongkahan itu. Jika bagus, ia setidaknya akan mendapat satu gram emas.

Kepala Dusun Atas, Saruji (34 tahun), bercerita warganya sejak 2019 sudah sibuk mencari emas di tengah tambang yang masuk zona dengan kerentanan gerak tanah tingkat menengah itu. “Kami tidak tahu, sampai kapan warga terus jadi pendulang. Sedangkan warga asing dengan mudah mengkat emas di tanah kami yang kami diami secara turun temurun,” ucap Saruji saat ditemui di rumah ketua BPD Badesa Asep.

Dia bercerita sudah lima tahun mendulang emas di pertambangan ilegal tersebut. Pekerjaan itu sudah lama dilakoni warganya itu. Saruji tetap mengais emas di sana meski tahu area tersebut pertambangan liar yang acap dibuka-tutup karena razia penegak hukum dan pemerintah daerah.

Desa Padesa satu dari puluhan kasus penambangan ilegal yang sering memicu pro kontra di masyarakat. Aktivis lingkungan hidup setempat sudah berulang kali mengingatkan ihwal penambangan liar yang tak terkendali dalam tujuh tahun terakhir. Sebab, lokasinya berada di kawasan hutan lindung dan membentang di antara Daerah Aliran Sungai (DAS) Bendungan Batubulan. Penambang dilakukan masif menggunakan alat berat.

Dua warga setempat yang dijumpai Tempo menceritakan proses penggundulan hutan dan pengupasan tanah yang hampir selalu menggunakan alat berat. Praktik ini bukan tidak diketahui penegak hukum. Justru pelakunya diduga sering berkongkalikong agar terhindar dari razia. “Salah satunya dilakukan oleh penambang di Aimual dan Padesayang menggunakan eskavator,” kata seorang warga. "Tapi saya tidak tahu itu punya siapa."

Kabar mengenai penggunaan alat berat untuk penambangan ilegal tidak dibantah oleh Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Muslimin alias Kang Asep. Namun dia menepis lembaganya membiarkan aktivitas tambang emas liar. “Di sana memang ada alat berat, itu yang punya perusahan Warga Negara Asing asal Cina” ucap Asep ketika dimintai konfirmasi pada Senin, 13 Januari 2025.

Asep enggan menjawab pertanyaan tentang keterlibatan polisi sebagai beking penambangan ilegal di Kabupaten Sumbawa khususnya di Kecamatan Lantung. Namun dia mengatakan pihaknya justru sedang mengusut kepemilikan eskavator yang didapati di lokasi tambang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus