Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Cherry Lai, Co-Owner dari perusahaan game animasi Brandoville Studios ramai diperbincangkan di media sosial X. Diduga, Cherry Lai kerap melakukan kekerasan fisik dan verbal terhadap para pekerjanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cherry Lai yang juga merupakan istri CEO Brandoville Studios itu diduga kerap melakukan kekerasan verbal seperti memarahi karyawan dengan kata-kata yang tidak profesional dan mempermalukan karyawannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah seorang pekerja menuliskan keterangan dan kesaksiannya dalam dokumen bukti yang didapat oleh Tempo. Dalam dokumen tersebut dijabarkan jenis dan bentuk kekerasan apa saja yang dialami para pekerja.
"Kekerasan verbal seperti memanggil karyawan dengan sebutan ‘idiot’, ‘bitch’ dan ‘fucking stupid’,” ungkap salah satu pekerja dikutip, Sabtu, 14 September 2024.
Pada 27 Juni 2024, Cherry Lai diduga pernah meminta karyawannya, VR untuk memukul JR, yang juga karyawannya sebagai bentuk hukuman karena melakukan kesalahan. Namun, pukulan VR dianggap kurang keras, Cherry meminta JR untuk memukul atau menampar dirinya sendiri dengan keras.
Hal yang sama juga dialami karyawan lainnya, seorang artist berinisial CS. Ia diminta membenturkan kepalanya ke dinding dan menampar wajahnya sendiri dengan keras setelah dianggap melakukan kesalahan.
“Saya tidak ingat persis apa kesalahan yang dilakukan CS waktu itu, tapi Ibu Cherry meminta CS untuk menghadap ke dinding dan Ibu Cherry berkata ‘CS, kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?’ Di sana CS langsung membenturkan kepalanya ke dinding dan itu cukup keras. Tidak sampai disana saja, Ibu Cherry meminta CS untuk menampar mukanya sendiri dan itu juga keras. Apabila Christa menamparnya mukanya tidak keras, Ibu Cherry akan meminta CS untuk mengulang tamparannya lagi. Saya tidak ada gambar atau video, tapi saya ingat betul hal itu terjadi,” ucapnya.
Tempo telah mencoba menghubungi salah satu korban pekerja inisial CS melalui DM Instagram. Namun, hingga kini korban belum memberikan respons.
Diduga masih banyak pelanggaran lain dilakukan pihak atasan Brandoville Studios, seperti mengabaikan kasus pelecehan seksual yang dialami pekerja, memaki dengan kata tak pantas yang berkonotasi merendahkan karyawan, memaksa pekerja bekerja di luar jam kerja, pengurangan gaji secara sepihak dengan alasan yang tidak jelas dan bahkan ada pekerja yang diancam untuk dibunuh.