Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

Gembong Narkoba Fredy Pratama Gunakan Nama Alias Cassanova, Jago Merayu Wanita?

Gembong Narkoba Fredy Pratama memiliki nama lain Cassanova yang digunakan untuk melancarkan peredaran narkoba. Lantas, siapa sebenarnya Cassanova?

17 September 2023 | 09.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Reserse Kriminal atau Bareskrim Polri membongkar operasi jaringan narkoba yang dikendalikan Fredy Pratama alias Miming alias Cassanova.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Bareskrim Polri, Komisaris Jenderal Polisi, Wahyu Widada menjelaskan bahwa pihaknya dalam operasi Escobar Indonesia telah menyita 10,2 ton sabu dan Rp 10,5 triliun. Fredy termasuk dalam salah satu sindikat penyalur narkoba terbesar di Indonesia. Saat melancarkan aksinya, Fredy kerap menggunakan identitas palsu, termasuk mengganti nama menjadi Cassanova.

Siapakah Cassanova?

Giacomo Cassanova merupakan seorang gerejawan, penulis, tentara, mata-mata, dan diplomat. Casanova identik dengan menjadi pria flamboyan, tetapi kehidupannya selalu dipenuhi dengan petualangan dan situasi sulit yang tidak selalu terkait dengan wanita. Pada kamus Merriam-Webster, kata Casanova didefinisikan sebagai seorang pria yang dikenal karena keahliannya merayu wanita dan memiliki banyak kekasih. Namun, Giacomo Casanova yang sebenarnya adalah karakter lebih beragam, seperti tertulis dalam thecollector

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Giacomo Casanova atau Jacques, Chevalier de Seingalt lahir pada 2 April 1725 di Venesia, Italia dan meninggal dunia pada 4 Juni 1798 di Dux, Bohemia (sekarang Duchcov, Republik Ceko). Saat masih muda, Casanova dikeluarkan dari seminari St. Cyprian karena perilaku skandal. Lalu, ia mulai merintis karier yang penuh warna dan bermoral sebagai seorang gerejewan. 

Pada 1750, setelah beberapa waktu melakukan pelayanan seorang kardinal Katolik Roma, ia menjadi pemain biola dalam kelompok Ordo Masonik di Lyon. Setelah itu, ia melakukan perjalanan ke Paris, Dresden, Praha, dan Wina. Saat kembali ke kampung halamannya di Venesia pada 1755, ia dikecam sebagai pesulap dan dijatuhi hukuman lima tahun di Piombi, penjara di bawah atap Istana Doges. 

Merujuk Britannica, pada 31 Oktober 1756, Casanova mencapai pelarian terbesarnya dan menuju ke Paris. Di sana, pada 1757, ia memperkenalkan lotere dan membuat reputasi keuangan serta nama untuk dirinya sendiri di tengah-tengah aristokrasi (kekuasaan pemerintah dipegang oleh kelompok kecil). Saat berkelana, ia selalu mengandalkan pesona pribadi untuk memberikan pengaruh besar pada perjudian dan intrik (kabar bohong untuk menjatuhkan lawan) demi menghidupi dirinya sendiri.

Pada 1760, Casanova melarikan diri dari krediturnya di Paris dan mengganti nama menjadi Chevalier de Seingalt yang dipertahankan selama sisa hidupnya. Ia melakukan perjalanan ke Jerman selatan, Swiss, Savoy, Perancis selatan, Florence, dan Roma. Selain itu, ia juga menghabiskan beberapa waktu di London. Selama melakukan perjalanan, terdapat sebuah skandal yang menimpanya sehingga ia melarikan diri dan mencari perlindungan di Spanyol. 

Lalu, pada 1774-1782, Casanova diizinkan untuk kembali ke Venesia dan bertindak sebagai mata-mata untuk inkuisitor Venesia. Kemudian, pada 1785-1798, ia berada di Bohemia menghabiskan sisa hidupnya sebagai pustakawan untuk Count von Waldstein di château of Dux.

Karya Cassanova paling terkenal adalah autobiografinya berjudul Histoire de Ma Vie (History of My Life) yang memberikan gambaran tentang kehidupannya dengan membangu reputasi sebagai penggoda wanita. Nama Cassanova itu digunakan gembong narkoba Indonesia, Fredy Pratama.

RACHEL FARAHDIBA R | TIM TEMPO.CO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus