Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Penjualan lahan STIE Kerjasama Yogyakarta dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Pelapor dugaan korupsi dijadikan tersangka penggelapan dan pencucian uang yayasan.
Lahan tersebut akan digunakan sebagai areal parkir dan taman budaya oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
SEORANG pria berbaju sipil mendatangi rumah keluarga Timbangan Ginting di Yogyakarta beberapa bulan lalu ketika Ginting sedang berada di luar kota. Ia mengaku sebagai personel Badan Intelijen Negara (BIN). Sang “intel” mengobrol dengan adik Ginting sekitar 30 menit. “Ia meminta laporan saya dicabut,” kata Ginting, Rabu, 7 Oktober lalu.
Pria itu juga menanyakan keberadaan Ginting. Ia berpesan agar Ginting tak meneruskan masalah penjualan tanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kerjasama Yogyakarta karena akan merembet ke keluarga Sri Sultan Hamengku Bowono X. “Kalau tidak berhenti, akan ada kedatangan pasukan BIN gelombang kedua,” ujar adik Ginting yang minta tak disebutkan namanya, menirukan kalimat pria yang mengaku intel tersebut, kepada Tempo.
Timbangan Ginting gencar mengadukan kejanggalan penjualan 5 hektare tanah bekas kampus STIE Kerjasama di Jalan Parangtritis Kilometer 3,5, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, sejak dua tahun lalu. Terakhir, ia melaporkan dugaan korupsi dalam transaksi itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi pada Juli lalu.
Yayasan Pendidikan Kerjasama mendirikan STIE Kerjasama pada 1988. Bangunan kampus yang populer di era 1990-an itu rubuh saat gempa Yogyakarta pada 2006. Yayasan tak merenovasi gedung karena persoalan biaya. Lahan itu terbengkalai hingga satu dekade.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo