KASUS MARSIAH, 1982 Nasib tragis juga ditemui oleh Marsiah. Tubuh wanita muda yang hanya dibalut pullover, kemeja tebal lengan panjang, berwarna cokelat, tanpa identitas sepotong pun, tergeletak di rawa dekat Pacuan Kuda Pulo Mas, Jakarta Timur. Sekujur badan korban penuh bekas penganiayaan. Yang lebih menyedihkan, selain ada tanda-tanda diperkosa, pada bagian luar dan dalam alat vitalnya ditemukan luka cukup parah bekas sodokan benda keras semacam kayu. Dubur korban pun ada kesan sering "dipakai". Semula dugaan polisi, mayat itu seorang perempuan nakal. Namun, sehari setelah ditemukan ada yang menjemput mayat korban di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan diakui sebagai pembantu rumah tangga di keluarga Sukro, pejabat di konsulat jenderal RI di Sydney, Australia, 1982-1984 yang waktu itu menjelang pensiun, dan menetap di Jakarta. Dalam laporannya kepada polisi, Sukro menyatakan bahwa Marsiah sudah dua tahun ikut keluarga itu. Waktu itu ia memaksa hendak pulang kampung, meski sudah dibujuk agar bersabar dulu. Tahu-tahu, ia ditemukan tewas secara mengerikan. Pihak kepolisian ketika itu mengesampingkan Marsiah adalah korban perkosaan atau perampokan biasa. Satu-satunya yang mendekati kemungkinan, wanita muda itu telah menjadi korban keganasan atau penyimpangan seks. Namun, ruang gerak penyidikan pihak kepolisian agak terhambat karena sulit memperoleh data lebih banyak. Keluarga Sukro -- masih ada hubungan famili dengan korban -- tampaknya enggan memberikan banyak keterangan. Dan, sejak kejadian itu, Juni 1984, hingga kini belum diketahui siapa pelakunya. Kabarnya, pelacakan polisi tidak hanya di sekitar kejadian, tapi iuga menyeberang ke Australia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini