Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Arsin bin Asip, Kepala Desa Kohod Pakuhaji Kabupaten Tangerang terpantau bernyanyi lagu dangdut, hari ini hamba// Mungkin besok jadi raja suara Arsin meliuk-liuk penuh penghayatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam rekaman video yang didapat Tempo tersebut, tampak Kades Kohod yang namanya sepekan terakhir menjadi trending topik gara-gara pagar laut ini mengenakan kemeja putih lengan pendek dengan jam tangan mewah di tangan kirinya. Bak biduan, Arsin tampil bernyanyi sambil berjoget penuh percaya diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Arsin hobi bernyanyi karaoke," ujar sumber Tempo di Desa Kohod.
Arsin mulai tersorot media lantaran ucapan kontroversialnya, saat dia mengatakan "area pagar laut dulunya adalah empang" di depan Menteri Agraria Tata Ruang Badan Pertanahan Negara (ATR/BPN) Nusron Wahid.
Namun ucapan Arsin ditangkis Nusron bahwa area itu masuk kategori tanah musnah karena tidak terlihat material fisiknya. Nusron kala itu berseloroh tak mau debat dengan Arsin, "Nggak mau debat, nanti gak bisa pulang" kata Nusron saat mengunjungi Kohod Jumat, 24 Januari 2025,
Dulu bank keliling sekarang kades tajir
Seorang warga Kohod, sebut saja Saman, bercerita dulunya Arsin sehari-hari seorang tukang bank keliling. Warga Kohod terbiasa menyingkat bank keliling sebagai bangke. Bukan bank resmi melainkan orang yang meminjamkan uang dengan pembayaran cicil harian plus bunga. "Kalau sekarang bak raja, berkuasa di desa," katanya kepada Tempo Jumat, 30 Januari 2025.
Saman mengatakan Arsin keliling kampung naik sepeda onthel sambil menarik pembayaran utang dari warga desa, "Jadi dia keliling narik pembayaran utang dan memberikan kertas tanda si nasabah menyicil utang," kata Saman.
Saman lupa, kapan persisnya Arsin menjadi bangke yang setiap hari berkeliling kampung menagih cicilan uang yang dipinjamkan kepada warga. Misalnya, warga pinjam uang Rp 1 juta maka warga akan mengembalikan Rp 1,6 juta. Itu adalah pengembalian pokok hutang plus bunga. "Pekerjaan itu dilakoni Arsin jauh sebelum jadi kepala desa," kata Saman.
Arsin bukan warga asli kelahiran Kohod, dia merupakan warga pendatang dari desa tetangga. Namun bapak 3 anak itu pernah menjadi staf kantor desa dan makelar pembebasan lahan. "Arsin ini banyak membebaskan tanah warga, dikenal dekat dengan pejabat Pemerintah Kabupaten Tangerang dan sosoknya ditakuti sama warga," kata Saman yang nama aslinya minta tak disebut.
"Arsin ini suka ngancam, sudah jadi rahasia umum dia bilang ' entar gua penjarain' kades sebelumnya saja dilaporkan ke polisi oleh dia dan benar masuk penjara," kata Saman.
Hobi koleksi Motor RX King dan motor balap
Kini, Arsin memiliki mobil mewah yang belakangan tersorot publik seperti Jeep Wrangler Rubicon dan Fortuner, yang kini tak nampak lagi di garasi rumahnya, kecuali Honda Civic B 412 SIN yang didapati Tempo masih terparkir di rumahnya jalan Kalibaru Kohod.
Konon riwayat mobil Honda Civic itu dibeli dengan cara kredit. "Mobil itu pernah digadaikan untuk tambah modal calon kades, begitu menang jadi kades, Honda Civic itu ditebus, " kata warga bernama samaran Engkos.
Selain itu, Arsin juga mengoleksi puluhan motor RX King. "Saya pernah melihat dengan mata kepala sendiri koleksi motor RX King itu jumlahnya kalau dihitung mencapai 20 unit itu belum termasuk motor balap;" kata Engkos.
Engkos yang namanya minta disamarkan itu mengatakan motor-motor itu dulu diparkir di rumahnya bagian belakang. Dulu Arsin memajang mobil-mobil mewahnya di garasi samping kiri rumahnya. " Ya dulu mah sudah seperti showroom. Di bagian depan deretan mobil mewah, di belakangnya berderet koleksi motornya, " kata Engkos.
"Kalau sekarang mah garasinya melompong. Setelah pagar laut ramai jadi perbincangan, jangankan mobil dan motornya, Arsin hampir tak terlihat warga di kantor desa atau rumahnya," kata Engkos.
Mobil Honda Civic bernomor polisi B 412 SIN milik Kepala Desa Kohod Arsin bin Asip yang di parkir di garasi rumah Jalan Kalibaru, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, 28 Januari 2025. Tempo/Ayu Cipta
Pantauan Tempo sepanjang hari Selasa, 28 Januari 2025 Arsin memang tak ada di rumahnya. Dua kali mendatangi rumahnya sekitar pukul 10.00 pagi dan pukul 17.57 petang si empunya rumah tak ada. Beberapa kali ditelpon nomor selular nya tak aktif hingga saat ini Jumat, 30 Januari 2025.
Warga Kohod saat itu menyebut Arsin sedang diperiksa Kejaksaan Agung seiring beredar surat berkop Kejagung. Namun ada seorang warga yang mengabarkan kepada Tempo pada Rabu malam, 29 Januari 2025, Arsin nongol di rumah dan menghadiri acara Isra Mi'raj di masjid lingkungannya. Namun soal ini belum terkonfirmasi.
Informasi di lapangan menyebutkan Arsin telah memindahkan kendaraan-kendaraanya ke rumah saudaranya di Desa Lontar. "Rubicon dipindahkan ke Lontar, terus dioper ke Kampung Melayu dibawa lagi Sepatan, Mobil mewah lainnya dibawa ke Bekasi," kata sejumlah warga Kohod. Bahkan ada yang menyebut mobil-mobil mewah itu sudah dijual untuk menghilangkan jejak kekayaannya.
Warga menyebutkan tak hanya kendaraan, Arsin juga memiliki sejumlah rumah di luar Desa Kohod. Atas kekayaannya itu dia belum tercatat melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di laman itu belum ditemukan data kekayaan Arsin bin Asip. Padahal menurut peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nomor 2 tahun 2020 terhitung 2024 kepala desa wajib melaporkan harta kekayaan melalui LHKPN.
Di desa yang dipimpinnya sejak 4 tahun lalu, Arsin terhitung pendatang yang menjadi bang kaya baru untuk menyebut Orang Kaya Baru di desa Kohod.
"Dalam hitungan bulan Arsin menjabat kades, langsung membeli sederet mobil mewah, termasuk Rubicon. "Dia itu kades istimewa, kesayangan pejabat Pemda Kabupaten Tangerang, " ujar sumber Tempo.
Kades Arsin dikawal Paspamdes
Demi keamanan, Arsin dikawal pendukungnya. Mereka justru didatangkan dari kampung sebelah. Saat Tempo mengunjungi Desa Kohod, orang-orang berbaju preman berkerumun di sudut-sudut desa. Mereka seperti mengawasi setiap tamu tak dikenal terutama media. Selain terkesan menyelidik, orang-orang itu merekam dengan kamera ponsel terutama ketika 'orang asing' itu berada di area pagar laut dan gusuran relokasi.
"Kami bukan takut, tapi risih dimata-matai. Kalau kami hadapi hanya khawatir bentrok fisik dengan oknum tetangga kampung sendiri, itu yang patut kami jaga," kata seorang warga seraya menyebut pasukan pengamanan kades (Paspamdes) jumlahnya lebih dari 5 orang.
Adalah Oman, anggota BPD Desa Kohod yang telah melaporkan Kades Arsin ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) paa 10 September 2024. Dalam laporannya Oman melaporkan Arsin atas dugaan penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan bersama pejabat Pemerintah Kabupaten Tangerang
Laporan ke KPK itu terkait terbitnya Surat Hak Guna Bangunan (SHGB) pada kawasan tanah timbul dan laut seluas 650 hektar dan dugaan suap oleh oknum swasta dalam pengurusan SHGB tersebut. "Kami berharap Saudara Arsin di proses secara hukum karena diduga telah menjual tanah laut," kata Oman kepada Tempo.
Pilihan Editor: Kades Kohod Masih Ngotot Kawasan Pagar Laut Dulunya Lahan Kosong yang Dijadikan Empang