Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Arsin bin Asip Kepala Desa Kohod Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang menjadi sorotan masyarakat setelah terbongkarnya kasus pagar laut di perairan Tangerang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kades Kohod kian menjadi sorotan setelah ia tampil membela keberadaan pagar-pagar bambu yang kontroversial itu. Sosok Arsin pun dicari-cari publik, siapa sebenarnya dia, mengapa dia bisa ngotot membela pembangunan pagar bambu. Video Arsin yang seolah-olah jadi mandor pagar laut pun viral.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bang Arsin, begitu ia biasa disapa, itu membuat pernyataan kontroversial di depan Menteri Agraria Tata Ruang /Badan Pertanahan Negara (ATR/BPN) Nusron Wahid pada Jumat 24 Januari 2025.
Menurutnya, area pagar laut dulunya adalah empang karena itu dipagari bambu. Nusron lantas membantah, bahwa area itu masuk kategori tanah musnah karena tidak terlihat fisiknya. Kala itu, Nusron berseloroh tak mau debat dengan Arsin, 'nggak mau debat, nanti gak bisa pulang'.
Pada saat kunjungan Menteri Nusron, Arsin yang mengenakan batik corak ungu bak pesohor dikawal ketat sejumlah pria, sampai-sampai media menjuluki pengawal Arsin pasukan pengawal kades (Paspamdes).
Tempo menelusuri bagaimana sosok Arsin yang disebut-sebut sebagai bang kaya baru atau orang kaya baru alias OKB di mata warganya dan sepak terjang sebagai kepala desa.
Menurut warga sekitar, Arsin jarang pergi ke kantor desa. Terutama sejak pagar laut viral. Sebelumnya jika ngantor dia mengendarai mobil mewah, "suka gonti-ganti, ada sopirnya, " kata warga yang rumahnya tak jauh dari kantor desa di jalan Kalibaru, Kohod.
Rumah Arsin pun terhitung dekat dengan kantor desa. Jarak keduanya sekitar 500 meter, masih di jalan yang sama, Jalan Kalibaru. Dibanding rumah di sekitarnya, rumah Arsin terlihat paling bagus dan garasinya luas.
Terletak di jalan gang, lebih rendah dari jalan umum, rumah Arsin yang bertingkat satu hanya terlihat fasad depan bagian atap. Menuju rumahnya harus melalui jalan gang. Persis di tikungan jalan desa, menurun belok kanan sampailah di rumah bertingkat satu itu. Rumahnya tak memiliki halaman, hanya jalan gang paving blok. Di atas jalan itu dipasang atap untuk memarkir kendaraan.
Selasa pagi 28 Januari 2025, sekitar pukul 10.00 WIB, suasana terlihat sepi di seputaran rumah Arsin. Seorang anggota kepolisian berseragam terlihat memantau. Aparat ini duduk di warung mie ayam di ujung gang masuk, jaraknya sepelemparan batu dari rumah Arsin.
Saat Tempo datang rumahnya lengang seperti tak berpenghuni. Di garasi berukuran 6 x 6 meter yang terletak di samping kiri rumahnya, hanya terparkir satu unit mobil sedan putih Honda Civic bernomor polisi B 412 SIN. Dari kejauhan paduan 3 angka dan 3 huruf di pelat nomor kendaraan itu terbaca nama si empunya mobil: ARSIN.
Kendaraan lain yang terlihat adalah mobil dinas berplat merah berwarna perak terparkir persis di depan rumah, di jalan gang yang atasnya dipasang atap. Selain sedan putih, di garasi terhitung ada 4 kendaraan roda dua berbagai merek yang parkirnya tak beraturan.
Di ruangan yang Tempo sebut garasi itu ditempatkan pula furnitur klasik berbahan kayu tebal atau disebut bangku jongkong berwarna coklat pelitur mengkilap, kursi kayu ukir dan meja tamu berwarna senada.
Pada dinding rumahnya, Arsin memasang benner 2 foto profil dirinya mengenakan seragam dinas kepala desa lengkap berwarna putih bersama seorang perempuan diduga putrinya. Selain potret yang dipasang di dinding, ada benner berisi informasi pernikahan sang putri ditempatkan di pojok depan garasi.
Tak ada hiasan mencolok lainnya kecuali potret Arsin yang lain sedang bermain bola dengan kostum sepak bola terpasang di dinding tepat di atas akuarium bekas yang kosong tak ada ikannya .
Arsin menghilang bersama Rubicon
Kendaraan mewah Arsin yang ramai dipertontonkan warganet di media sosial 2 diantaranya kendaraan off road Jeep Wrangler Rubicon dan Fortuner. Saat Tempo datang ke rumahnya, tak satu unit pun terparkir di rumahnya.
"Kendaraan mewah itu menghilang bersamaan dengan pemiliknya, " kata sumber Tempo.
Informasi di lapangan menyebutkan Arsin telah memindahkan kendaraan-kendaraanya ke rumah saudaranya di Desa Lontar. "Rubicon dipindahkan ke Lontar, terus dioper ke Kampung Melayu. Mobil mewah lainnya dibawa ke Bekasi, " kata sejumlah warga Kohod. Bahkan ada yang menyebut mobil-mobil mewah itu sudah dijual untuk menghilangkan jejak kekayaannya.
Warga menyebutkan tak hanya kendaraan, Arsin juga memiliki sejumlah rumah di luar Desa Kohod. Atas kekayaannya itu dia belum tercatat melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di laman itu belum ditemukan data kekayaan Arsin bin Sanip. Padahal menurut peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nomor 2 tahun 2020 terhitung 2024 kepala desa wajib melaporkan harta kekayaan melalui LHKPN.
Di desa yang dipimpinnya sejak 4 tahun lalu, Arsin terhitung pendatang yang menjadi bang kaya baru untuk menyebut Orang Kaya Baru di desa Kohod.
"Dalam hitungan bulan Arsin menjabat kades, sudah membeli sederet mobil mewah, termasuk Rubicon. Dia itu kades istimewa, kesayangan pejabat Pemda Kabupaten Tangerang, " ujar sumber Tempo.
Arsin sendiri dihubungi Tempo sejak 2 pekan lalu tak merespon, didatangi rumahnya tak ada. Warga Kohod menyebut Kades Arsin sejak kemunculan di depan publik bersama Menteri Nusron Wahid tak nampak batang hidungnya. "Dengar-dengar diperiksa Kejaksaan Agung, " kata warga.
Di kalangan warga memang beredar surat Kejagung turun tangan meminta klarifikasi dan dokumen terkait pagar laut kepada Arsin. Namun atas surat itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harly Siregar belum merespon konfirmasi Tempo.