MENJELANG Idul fitri tahun ini, tampaknya para perampok tampil lagi seperti membuat ketupat yang rasa pahit. Bahkan perbuatan mereka itu keterlaluan. Selain menjarah harta, mereka melukai, memperkosa, dan membunuh korbannya. Inilah yang menimpa Siti Fatimah, 68 tahun. Janda kaya dari Tanjunglenja, Ciparay, Kabupaten Bandung ini Sabtu pekan lalu ditemukan menjadi mayat. Diduga, Siti dibunuh pada malam hari. Perhiasannya, berupa kalung dan cicin emas, lenyap. Sementara itu, di Jakarta Barat, sekawanan perampok telah pula menjarah pengusaha percetakan. Ketika Sutomo tidur lelap, dini hari Senin pekan lalu, tiba-tiba ia dibangunkan oleh ketukan. Begitu pintu utama dibukanya, sebuah celurit membabat kepalanya sehingga pemilik percetakan CV Indorey Printing itu tersungkur. "Jangan berteriak, atau saya sikat," gertak seorang perampok kepada Sutomo. Sutarni, istri Sutomo, tidak luput dari sasaran. Lengan nyonya muda itu dibacok. Kepala adiknya, Sukardi, juga digetok. Setelah Sutomo sekeluarga disekap di sebuah ruangan, lalu delapan perampok bersenjata celurit dan golok itu menjarah emas 43 gram, jam tangan, dan 6 tabung pemadam kebakaran berikut mesin las. Kemudian mereka kabur. Lima belas menit setelah itu, Sutomo melaporkan kejadian yang menimpa dirinya ke Kapolsek Kapuk. Enam polisi segera melakukan pengejaran. Setelah mendapat laporan dari masyarakat, 3 km dari tempat kejadian, kawanan penjahat itu kepergok. Ketika diminta menyerah, mereka menyerang. Terjadi bentrok. Kedua pihak saling pukul dan gebuk. Polisi melepas tembakan peringatan ke udara, tapi mereka terus melawan. Akhirnya moncong senjata petugas mengembat dua perampok itu, hingga satu tewas dan seorang lagi luka parah. Ternyata, rasa aman tak hanya rawan bagi orang kaya. Di wilayah Pasar Ikan Penjaringan, Jakarta Utara, pedagang hasil laut juga dibuat resah. Dua pekan lalu, perampok yang bersenjata tajam menyikat satu mobil yang membawa ikan segar senilai Rp 2 juta. "Selama bulan puasa, perampokan mengganas. Padahal, di hari-hari biasa tidak ada kejahatan di sini," kata Udin, sopir perusahaan ikan tersebut. Akibatnya, banyak pembeli kini takut membeli ikan pada malam hari. Perampokan demi perampokan di daerah juga menonjol. Sepanjang Senin pekan lalu, di Sumatera Utara bahkan terjadi empat kali perampokan. Salah satunya menimpa Surya Alatas, 35 tahun. Ia hendak ke gudang miliknya di Pematangsiantar. Sebelum Surya masuk ke gudang, empat penjahat bersepeda motor memukulnya dan merampas tas yang ditentengnya. Uang Rp 2,5 juta beserta giro senilai Rp 22 juta diserahkan kepada kawanan perampok, karena ia hendak dibunuh. Masih di Pematangsiantar, perampok tidak hanya menjarah, malah memperkosa. Ini menimpa Asmuni (bukan nama sebenarnya). Minggu dua pekan lalu, ia yang baru nonton TV terkesima ketika sepuluh perampok bertopeng ala "ninja" mendobrak pintu rumahnya dan memukulinya. Kemudian, Asmuni dan istrinya disekap di kamar mandi. Sebelum menggerayangi isi rumah, dua anak gadis Asmuni yang duduk di bangku SMP diseret ke sebuah kamar. Mereka disebadani bergilir oleh perampok. Setelah melampiaskan hajatnya, perampok itu baru menyikat 20 ayam, tape recorder, perhiasan emas, dan pakaian. Selesai dari rumah Asmuni, mereka menjarah dua rumah tetangganya, dan menggarong 40 ayam, pakaian, uang kontan Rp 2 juta, serta perhiasan emas senilai Rp 2,5 juta. Hingga kini mereka belum tertangkap. Menurut Letnan Kolonel Leo Sukardi, Kadispen Polda Sumatera Utara, kejahatan menjelang Idulfitri di wilayahnya relatif tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Meski tak berbicara dengan data, menurut Leo, "Di sini biasa-biasa saja, kok." Lain lagi di Jawa Barat. Kaditserse Polda Jawa Barat, Kolonel Dasoeki, mengakui selama Januari hingga akhir Maret lalu tampak adanya kenaikan kasus curanmor, pencurian kendaraan bermotor, dan curat atau pencurian dengan pemberatan. Catatan Polda di provinsi ini bicara: tiga bulan terakhir terjadi peningkatan 10% pada pencurian dengan pemberatan, dan 22% untuk pencurian kendaraan bermotor. "Kejahatan curas atau pencurian dengan kekerasan biasanya dilakukan ketika orang sedang salat tarawih atau salat subuh," kata Dasoeki. Dan pelaku kejahatan itu banyak yang datang dari Jakarta, Lampung, dan Jawa Tengah. "Biasanya menjelang Lebaran kasus curat menaik. Tapi kasus curas justru menurun," ujarnya. Penurunan ini terjadi karena operasi Kikis sejak 10 Februari hingga 20 Maret lalu. Dasar operasi ini adalah antisipasi bahwa kejahatan di bulan Ramadan biasanya akan meningkat. Ini juga diakui oleh Letnan Kolonel A. Latief Rabar, Kadispen Polda Metro Jaya. "Bahkan dari segi kualitas, pelakunya lebih nekat dibandingkan tahun lalu," katanya kepada Sri Wahyuni dari TEMPO. "Tapi dari kuantitas, kejahatan di Ibu Kota belum menunjukkan kenaikan berarti." Januari lalu, di Jakarta tercatat 551 kasus pencurian dengan pemberatan, 444 kasus pencurian kendaraan bermotor, 193 kasus pencurian dengan kekerasan. Dibanding data sebulan sebelumnya, untuk ketiga kasus itu ada kenaikan masing-masing 98, 19, dan 16 kasus. Kenaikan kualitas itu, menurut Latief, ditandai antara lain adanya perubahan modus operandi dari malam ke siang atau sore. Namun, yang mencolok, tambah Latief, adalah terbentuknya banyak kelompok kriminal yang memakai teknologi piawai. Dan peningkatan kualitas kejahatan ini terutama di kawasan elite. Mereka tahu di daerah permukiman ini calon mangsanya banyak yang gemuk. Bambang Aji, Happy S., Ida Farida, dan Irwan E. Siregar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini