DIKENAL sebagai pemberani, Kopral Dua Karyono, 26, diduga telah menembak mati Rasdi bin Sacak, 40, seorang sopir taksi gelap. Ini bukan salah tembak, ketika seorang polisi sedang menjalankan tugasnya, seperti biasanya terjadi bila ada kasus semacam ini. Desember lalu ia ditangkap, dan pekan lalu masih ditahan, dan 31 Januari diadakan rekonstruksi. Kabar ini cukup mengagetkan. Di Kepolisian Sektor Cluwak, Pati, Jawa Tengah, tempat Karyono bertugas, ayah satu anak itu dikenal berkepribadian baik. "la selalu disiplin, tidak punya cacat, dan selama menjadi polisi kenaikan pangkatnya lancar," ujar sumber T.MO di Kepolisian Resort Pati. Menurut tetangganya di Desa Ngawen - ia unggal di desa itu bersama mertuanya yang cukup berada - tindak-tanduk Karyono tak tercela. Dia dermawan dan sering membantu orang tanpa pamrih. Berdasarkan pemeriksaan sementara, Karyono diduga berkomplot dengan dua saudara sepupunya, Hernanta dan Karmadi keduanya orang sipil. Pembunuhan yang terjadi 9 Desember itu dilatarbelakangi keinginan para tersangka untuk menguasai mobil sedan B 39 AR - taksi gelap - yang dikemudikan oleh korban. Taksi ini disewa dari Jakarta. Hernanta, 23, diduga keras sebagai otaknya. "Dia residivis dan sudah dua kali terlibat kejahatan," tutur wakil kapolres Jepara, Mayor Hery Harsono. Ada penjelasan lain tentang Karyono. Menurut beberapa sumber di Cluwak, Karyono ternyata punya sisi kehidupan yang berbeda. "la suka main judi, dan pernah menawarkan sebuah mobil bekas kepada saya, tanpa ada surat-suratnya," kata seorang pedagang sate dl Cluwak. Tapi di mata istrinya, Murmatun, dan mertuanya, Sirun, Karyono tetap seorang yang harus dihargai. Bahkan Sirun, pensiunan pegawai kecamatan yang memiliki truk dan kebun cengkih cukup luas mengaku agak memanjakan anak dan menantunya itu. Biaya hidup mereka ia yang menanggung. Sebab itulah Karyono bisa membeli mobil sendiri dan barang berharga lain. Tapi, kata istrinya, barang-barang itu sejak suaminya ditahan mulai dijuali. Dengan latar belakang kehidupan seperti itu, memang masih sulit dipahami - bila memang nanti terbukti benar Karyono, polisi di Kecamatan Cluwak, membunuh hanya demi Rp 250 ribu yang dijanjikan Hernanta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini