PEMERKOSA misterius yang malang melintang di pinggiran Kota
Kediri, Jawa Timur, kini mulai kelihatan sosoknya. Ia tidak lain
Supoyo, 30 tahun, yang berbadan gempal dan lehernya sedikit
membengkak karena sakit gondok. Polisi Kediri, dibantu
masyarakat setempat, dua pekan lalu menangkapnya tanpa
perlawanan. Supoyo ketika itu sedang menyekap seorang gadis
cilik, Harti (bukan nama sebenarnya), yang berumur 11 tahun.
Kepada polisi, ia juga mengaku telah memperkosa Yayuk (bukan
nama asli), 14 tahun, yang tak lain kakak kandung Harti.
"Terus terang, sekarang kami agak lega," kata seorang penduduk
Desa Kwadungan di Kecamatan Gampangrejo. Lega, karena sejak
medio Maret lalu tak ada korban jatuh lagi. Dan begitu ada anak
gadis yang hilang lagi dan diperkosa, pelakunya ketahuan dan
bisa ditangkap.
Pinggiran kota, terutama penduduk di Kecamatan Wates dan
Gampangrejo, Januari sampai Maret lalu dicekam ketakutan oleh
munculnya pemerkosa misterius yang mengincar anak gadis di bawah
umur. Selama tiga bulan itu, tercatat lima anak gadis kecil
menjadi korban. Dan seorang lagi dari Desa Doko, Gampangrejo,
nyaris pula menjadi korban. Ia sudah diculik dari rumah
orangtuanya dan dibawa ke kebun tebu. Untunglah masyarakat yang
tak jemunya meronda, bisa memergoki sepak terjang penjahat.
Penduduk yang marah, langsung menyergap, namun bedebah itu bisa
meloloskan diri (TEMPO, 19 Maret).
Ketika itu, kuat dugaan bahwa pelaku pemerkosaan anak di bawah
umur itu, tak lain orang yang hendak mencoba ilmu hitam.
Buktinya: yang diincar selalu gadis cilik yang rumahnya dekat
kuburan dan diculik saat tengah malam. Sedangkan perbuatan
biadab, selalu dilakukan dekat sungai atau jembatan. Namun
Supoyo menyangkal tuduhan sebagai pelaku pemerkosaan enam anak
dulu itu.
Cara yang ditempuh Supoyo terhadap Harti dan Yayuk, memang agak
lain. Yayuk, digarap sampai empat kali di rumah orangtua gadis
itu sendiri di Desa Sumberdoko, Gampangrejo. Kebetulan saat itu,
ia sedang mendapat order membuat pintu rumah Sumihario, ayah
Yayuk. Tak jelas apa dia menginap di rumah itu atau tidak,
namun, di malam hari ia berhasil menemui Yayuk untuk selanjutnya
diperkosa.
Anak gadis itu, menurut pengakuan Supoyo kepada TEMPO, tak
memberontak sama sekali. "Saya memakai aji-aji minyak kesturi,
hingga wanita menurut saja apa yang saya maui," katanya.
Adiknya, Harti, juga seperti kerbau dicocok hidung. Ia tidak
membantah ketika Supoyo membawanya pergi dan menyekapnya sampai
lima hari, sekitar awal Agustus lalu. Harti, menurut pengakuan
Supoyo, diperkosanya sampai empat kali tanpa melawan. "Hanya
mukanya agak pucat sedikit, setiap kali mau saya kerjai,"
katanya tenang. Apa dia punya ilmu hitam, selain pandai memelet?
Ayah tiga anak -- istrinya dicerai dua bulan lalu itu memang
mengaku pernah berguru pada seorang dukun di Desa Kalen
Sidomulyo yang bernama Sugito. Ia, katanya, tertarik pada ilmu
hitam yang disebut jaran goyang, artinya, kira-kira: kuda
bergoyan. Ilmu ini bisa dikuasai dengan syarat: membayar uang
pangkal Rp 50 ribu dan berpuasa selama 40 hari. Selama puasa
itu, si murid harus mengembara sampai menempuh jarak 600 km.
Syarat terakhir, agar ia bisa "sakti tanpa aji, digdaya tanpa
japa" atau sakti tanpa ajimat dan perkasa tanpa mantra, tak lain
harus memperkosa 41 anak gadis di bawah umur.
Tapi, kata Supoyo buru-buru, "saya tidak pernah menuntut ilmu
itu sungguh!". Ia, katanya, merasa tak sanggup memenuhi
persyaratan yang diminta. Meski begitu, ia mengaku pernah
menawar syarat harus memperkosa 41 anak gadis. "Saya minta, agar
yang diperkosa pelacur saja, supaya gampang," katanya di tahanan
polisi. Untuk memenuhi angka 41 itu, kalau memang bisa diganti
WTS, dia bilang, "paling hanya memerlukan uang Rp 50 ribu." Tapi
usul tersebut tak disetujui. Sebab itu, menurut Supoyo, dia
mundur teratur.
Tapi Sugito, 35 tahun yang kini juga ditahan polisi untuk
pemeriksaan membantah bahwa Supoyo, pernah berguru padanya.
"Saya bukan guru, bukan dukun, dan tidak punya ilmu apa-apa.
Saya hanya seorang kuli," katanya memelas. Supoyo, begitu
ceritanya, hanya pernah bertemu dengannya satu kali sekitar dua
bulan lalu. Ketika itu, ia ditawari ajimat berupa huruf-huruf
Arab yang terbungkus kain dan dililitkan di pinggang. Khasiat
jimat tersebut, konon, si pemakainya jadi kebal -- tak mempan
dibacok. Sugito mencobanya dan memang betul. Mula-mula, katanya,
ia terluka oleh sabetan golok. Tapi begitu ikat pinggang
dipakai, "tangan saya tidak mempan dibacok." Hanya, katanya, ia
tak tertarik membeli jimat tersebut -- karena tidak punya uang.
Setelah kejadian itu, Sugito mengaku tak pernah lagi bertemu
dengan Supoyo. "Kok sekarang dia mengaku murid saya. Bagaimana
nasib saya ini," kata jejaka itu sambil menangis.
Belum diketahui cerita siapa yang benar. "Kami masih mengusut
perkara ini," tutur Kol. Pol. Zahri Amin, Komandan Polisi
Kediri. Hanya, kepada polisi Supoyo mengaku bahwa ia memperkosa
anak gadis Sumiharjo kakak beradik, "karena cinta". Ia, katanya,
jatuh hati kepada Yayuk lewat pandangan pertama ketika ia
bekerja membuat pintu di rumah gadis tersebut. Pinangan segera
disampaikan. Tapi Sumiharjo menolak. Selain Yayuk masih belum
dewasa, Supoyo sendiri kan sudah punya anak tiga, dan baru saja
menceraikan istrinya.
Lelaki itu jadi nekat. Ia terus mendekati Yayuk, dan bahkan
kemudian berhasil mencicipinya sampai empat kali. Seolah belum
puas dengan Yayuk, ia lalu menggarap adiknya, Harti. "Saya
pikir, tidak bisa dergan Yayuk tidak apa, asalkan adiknya bisa
saya miliki," katanya tanpa merasa berdosa. Dan itulah yang
kemudian menghantarkannya ke tahanan polisi. Namun ia tetap
berkeras bahwa hanya dua kakak beradik itulah yang pernah ia
gagahi. "Anak gadis yang lain saya ndak tahu," ujarnya.
Polisi sendiri memang belum punya bukti kuat bahwa lelaki itu
jugalah yang memperkosa lima anak gadis pada Januari-Maret lalu.
Maisaroh, 11 tahun, salah seorang korban tempo hari, juga tak
begitu mengenali tersangka. Sebab malam dulu itu, yang dia
ingat, pemerkosanya bertubuh gempal, agak gemuk, dan bercelana
dalam merah. Tapi, memang, walau bisa jadi juga suatu kebetulan,
waktu ditangkap Supoyo ternyata bercelana dalam warna merah. Dan
orang desa seperti dia, menurut polisi, biasanya jarang ganti
celana dalam. Lagi pula, apa maksudnya mengumbar cerita tentang
ilmu jaran goyang ?
Tapi, pemerkosa misterius yang selama ini dicari atau bukan,
Supoyo jelas bisa dihukum karena telah memperkosa dua gadis
cilik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini