Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus pemerasan polisi terhadap warga negara atau WN Malaysia yang menjadi penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 mencuri perhatian publik di media sosial. Konser DWP 2024 ini berlangsung pada 13, 14, dan 15 Desember 2024 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.
Konser yang berlangsung tiga hari ini membuat WNA Malaysia menuntut polisi Indonesia lantaran telah melakukan pemerasan. Beberapa WNA Malaysia melakukan protes atas pemerasan yang mencapai kerugian berjumlah Rp32 miliar.
Adapun, kronologi pemerasan polisi terhadap WNA Malaysia ini sebagai berikut.
Penonton Malaysia Melakukan Protes
Kasus ini bermula dari pengakuan penonton Malaysia di media sosial yang mengikuti DWP 2024. Sekitar 400 penonton mengaku menjadi korban pemerasan oleh polisi dengan nominal mencapai RM 9 juta atau sekitar Rp32 miliar. Salah satu pernyataan diungkapkan dari akun Instagram @*qu*ss*bum di kolom komentar.
"Pengalaman itu benar-benar buruk. Saat saya sedang menikmati acara, polisi tiba-tiba datang dan mulai menangkap orang-orang di sekitar saya. Bagaimana bisa polisi menangkap dan membawa orang satu per satu tanpa alasan yang jelas? Dari yang kami tahu, kawasan ini berada di wilayah hukum Polres Jakarta Pusat,” ungkapnya disertai tagar #BoikotDjakartaWarehouseProject.
Selain itu, akun lainnya, @squi***, juga mengaku melihat banyak pengunjung ditangkap, meskipun tidak ditemukan barang terlarang.
“Ketika saya sedang menikmati acara, tiba-tiba polisi datang dan mulai menangkap orang-orang di sekitar saya,” tulisnya. Akun tersebut juga menyebut bahwa pengunjung yang hasil tes narkobanya negatif tetap dipaksa membayar sejumlah uang.
Promotor, Ismaya Live, Melakukan Penyelidikan
Melalui pernyataan resminya, Ismaya Live menyampaikan penyesalan atas pengalaman buruk para penonton.
“Kami mendengar kekhawatiran anda dan sangat menyesali kendala dan frustasi yang anda alami,” tulis Ismaya Live, pada Rabu, 18 Desember 2024.
Namun, promotor mengaku bahwa masalah tersebut merupakan kejadian di luar kendali promotor. Ismaya Live kemudian menegaskan bahwa terkait dugaan pemerasan oleh polisi, mereka memastikan telah bekerja sama dengan otoritas untuk menyelidiki kasus tersebut. "Kami bekerja sama dengan otoritas dan badan tata kelola terkait untuk menyelidiki secara menyeluruh apa yang terjadi dan memastikan tindakan nyata diterapkan untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi di masa mendatang," tulis pernyataan itu.
Polisi Melakukan Pendalaman
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary berjanji akan memberikan perkembangan lebih lanjut ihwal penyelidikan personelnya yang diduga melakukan pemerasan.
“Kami sudah proaktif menindaklanjuti adanya informasi yang beredar di media sosial,” ujar Ade Ary, pada 20 Desember 2024.
Ade Ary menjelaskan, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya dengan asistensi oleh Divisi Propam Mabes Polri diturunkan untuk menyelidiki kasus ini.
"Bid Propam Polda Metro Jaya melakukan pendalaman," ujarnya. Penyelidikan ini bertujuan untuk memastikan tindak lanjut atas informasi yang belakangan viral di media sosial. Ade Ary juga menegaskan, komitmen Polda Metro Jaya untuk memberantas peredaran narkoba tanpa pandang bulu.
Penangkapan 18 Polisi
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, Divisi Propam telah menangkap 18 polisi yang diduga melakukan pemerasan terhadap WNA Malaysia di DWP 2024.
"Terdiri dari personel Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Kemayoran," ujar Trunoyudo, pada Jumat, 20 Desember 2024.
Sebanyak 18 personel polisi yang diduga melakukan pemerasan tersebut akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Polri tidak akan mentolerir, jika benar terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh 18 polisi itu terhadap WN Malaysia di DWP karena bentuk komitmen menegakkan hukum. Trunoyudo juga mengatakan, dalam menangani kasus ini, investigasi akan dilakukan secara profesional, transparan, dan tuntas.
Adinda Jasmine, Intan Setiawanty, Dede Leni Mardianti, dan Dian Rahma Fika turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Sorotan Media Asing terhadap Pemerasan Polisi kepada WN Malaysia Penonton DWP 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini