Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Kunci sengketa rebutan dewi

Terdapat sejumlah metode pengetesan darah. Diantaranya pemeriksaan golongan darah dan pemeriksaan sistem rhesus. PMI melakukan tes darah seperti tsb di atas dalam kasus rebutan bayi Dewi dan Cipluk.

13 Februari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI sisi medis, kesimpulan hasil pemeriksaan darah Palang Merah Indonesia (PMI) tak bisa ditawar, Dewi memang anak pasangan Kartini-Suripno, bukan Nuraini dan Ambam Hidayat. Dua pengujian darah dilakukan PMI untuk menentukan siapa sebenarnya orangtua Dewi. Kedua tes darah itu dikenal sebagai pemeriksaan golongan darah dan pemeriksaan sistem Rhesus - yang biasanya disingkat dengan sistem Rh. Kendati terdapat sejumlah metode pengetesan darah, kedua pengujian darah ini dikenal baku untuk tujuan-tujuan klinis - yang paling umum, transfusi darah dan pelacakan asal-usul keturunan. Pengujian darah untuk mengetahui asal usul keturunan memang tidak secara langsung bisa menentukan ayah atau ibu seorang bayi seperti memastikan pemilik sidik jari. Namun, tes golongan darah dan dan sisten Rh dalam ilmu kedokteran dikenal anda memecahkan sengketa keturunan, bila ada dua ayah atau dua pasang orangtua menklaim seorang anak. Kendati dasar memastikannya "mungkin" dan "tidak mungkin" kesimpulan yang digariskan pengujian darah terbilang pasti. Contoh populer bisa disimak pada salah satu episode film seri televisi Dynasty yang belum lama ini ditayangkan. Alkisah, Fallon, salah satu tokoh penting dalam film itu, gundah karena tak yakin siapa ayahnya Alexis, sang ibu ternyata juga tak yakin siapa di antara dua lelaki - Blake Carrington dan Cecil Colby - yang sebenarnya ayah Fallon. Blake Carrington, atas nasihat dokter, akhirnya memutuskan untuk menjalani tes darah setelah mendapat kepastian dari Alexis, bekas istrinya, tidak ada laki-laki lain lagi selain Cecil Colby. Pernyataan Alexis penting, karena bila ada laki-laki lagi selain Colby, kepastian akan sulit ditentukan. Tes darah, dalam kisah yang disusun cermat itu, akhirnya menunjukkan Blake Carrington adalah ayah Fallon. Dua dasar ilmu digunakan untuk menentukan keturunan melalui tes darah. Yang pertama adalah klasifikasi golongan darah dan yang lain adalah hukum Mendel, ilmu keturunan yang menunjukkan faktor-faktor kesamaan genetik antara orangtua dan anak-anaknya. Kendati darah sama merah, unsur-unsur yang dikandungnya menunjukkan bahwa darah ternyata tidak sama. Darah manusia mengenal penggolongan. Perbedaan khususnya terlihat pada susunan komposisi sel-sel darah merah (eritrosit) dan cairannya (plasma darah). Salah satu unsur pokok yang membedakan kandungan eritrosit dan plasma darah itu adalah antigen - elemen darah yang berfungsi merangsang produksi antibodi untuk melawan penyakit. Penggolongan darah pada garis besarnya adalah mengenali komposisi dua jenis antigen pada permukaan sel-sel darah merah, yaitu antigen A dan antigen B. Kedua antigen ini mendasari empat golongan darah golongan A (mengandung antigen A), golongan B (mengandung antigen B), golongan AB (mengandung antigen A dan antigen B? dan golongan O (tidak mengandung antigen A maupun antigen B). Di laboratorium, jenis-jenis darah ini dengan mudah bisa dibedakan. Namun, penggolongan darah masih punya cara pengenalan ciri yang lebih rinci lagi, yaitu perbedaan antigen yang terdapat pada inti sel-sel darah merah. Perbedaan antgen ini dikenali berdasarkan posisi letaknya pada inti sel darah merah. Tiga posisi pokok antigen ini dicatat dengan tanda C, D, dan E. Ketiga posisi itu memiliki tiga varian lagi, yang diberi tanda c, d, dan e (huruf kecil). Penggolongan darah inilah yang disebut sistem Rhesus. Catatan penggolongannya gambaran dari sistem - terlihat sebagai susunan keenam tanda itu, misalnya CDe CcDEe Berdasarkan kemungkinan varian yang cukup besar itu ciri seseorang bisa dilihat. Penggolongan darah secara garis besar memang cuma mampu memperkenalkan empat ciri A, B, AB, dan 0. Namun, bila sistem Rhesusnya disertakan bisa didapat ciri yang lebih khas. Dalam ilmu keturunan, ciri pada setiap orang - termasuk yang terlihat pada darahnya - disebut phenotype. Ciri-ciri ini diturunkan kepada anak menurut sebuah hukum yang ditemukan ahli genetika Cekoslovakia, Gregor Mendel, pada 1822. Ciri yang diturunkan dalam bentuk campuran ciri ayah dan ibu ini disebut genotype. Pengamatan genotype antigen golongan darah dan sistem Rhesus ini adalah kunci penentu siapa orangtua Dewi dan siapa orangtua Cipluk. Hukum Mendel yang tak mungkin disangkal dapat menunjukkan genotype Dewi dan Cipluk berasal dari pasangan yang mana. Inilah yang disiasati tim dr. Masri Roestam di PMI. Genotype kedua bayi - Dewi dan Cipluk - dalam penggolongan darah sudah segera bisa menunjukkan siapa orangtua masing-masing. Golongan darah Dewi adalah AB, artinya mengandung antigen A dan antigen B. Sementara itu, golongan darah Kartini A (mengandung antigen A), dan suaminya Suripno B (mengandung antigen B). Hukum Mendel - yang rumit dengan kemungkinan - memang tak bisa memastikan apakah Dewi anak pasangan Kartini-Suripno. Namun, kesimpulannya digariskan demikian: ada kemungkinan dari paasangan itu Dewi mendapat antigen A dan antigen B pada darahnya. Bandingkan dengan kemungkinan pasangan Nuraini dan Ambam Hidayat. Keduanya memiliki golongan darah 0. Dengan kata lain, darah keduanya sama sekali tak mengandung antigen A dan antigen B. Berdasarkan hukum Mendel, keduanya "tidak mungkin" mempunyai keturunan yangdarahnya mengandung antigen A dan antigen B seperti darah yang mengalir dalam tubuh Dewi. Sementara itu, Cipluk, yang mereka sangkal sebagai anak mereka, memiliki darah O (tidak memiliki antigen A dan antigen B). Maka, menurut hukum Mendel keduanya sangat mungkin orangtua Cipluk. Pengujian sistem Rhesus PMI menunjukkan hasil sebagai berikut: Nuraini (CDe) Ambam Hidayat (CcDEe), Kartini (CDe), dan Suripno (CDe). Sementara itu, ciri Dewi (CDe) dan ciri Cipluk (CcDEe). Dari perbandingan terlihat nyata, ciri Dewi sangat mungkin berasal genotype Kartini dan Suripno, sementara kemungkinan genoype Cipluk lebih dekat ke pasangan Nuraini dan Ambam. Maka, dari sisi medis, siapa Dewi tidak terlalu misterius. "Jika benar ketika itu hanya ada dua bayi, pengujian darah jelas menunjukkan siapa anak siapa," ujar Masri Roestam. Jim Supangkat, Tri Budianto (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus