Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tawuran antarkelompok kembali terjadi di dekat Pasar Gembrong, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur. Tawuran pecah pada pagi ini, Sabtu, 9 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapolres Jakarta Timur Komisaris Besar Nicolas Ary Lilipaly mengatakan penyebab tawuran diduga karena ada salah satu warga iseng menyalakan petasan. “Akhirnya kedua warga RW 01 dan 02 melakukan tawuran,” kata Ary melalui pesan singkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perwira menengah ini menuturkan warga di Cipinang Besar Utara sangat mudah terprovokasi, sehingga aksi saling serang gunakan petasan, batu, hingga senjata tajam pun dilakukan. “Tidak ada korban dan pelaku masih dalam penyelidikan,” ucap Ary.
Untuk mendamaikan warga yang terlibat tawuran, kata Ary Lilipaly, petugas dari Polres Jakarta Timur, Polsek Jatinegara, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, dan Komando Rayon Militer atau Koramil Jatinegara mendatangi masyarakat di RW 01, 02, 03, 04, dan 06 kelurahan Jatinegara.
Penyebab Marak Tawuran di Dekat Mal Basura Jatinegara, Polisi: Permukiman yang Kumuh
Aksi tawuran pagi ini bukan yang pertama kali terjadi di daerah sekitar itu. Akhir Januari kemarin, misalnya, tawuran pecah antara warga RW. 01 dan RW. 02 hingga menyebabkan lima anggota Polres Jakarta Timur terluka.
Kapolres Jakarta Timur Komisaris Besar Nicolas Ary Lilipaly menyebut aksi tawuran di daerah itu kerap terjadi sejak sembilan tahun yang lalu. "Sudah lama. Info dari Kelurahan Cipinang Baru Utara sudah kurang lebih 9 tahun yang lalu," katanya ketika dihubungi, Ahad, 28 Januari 2024.
Ia mengatakan jika pemicu aksi tawuran itu dikarenakan kesalahpahaman antarwarga. Kondisi permukiman yang kumuh juga disebut jadi pemicu dua RW ini kerap bersinggungan.
Warga, kata dia, kerap menyalahkan satu sama lain sehingga mudah terprovokasi. Akibat provokasi itu, katanya, antarwarga dari dua RW tersebut tersulut emosinya hingga tawuran pecah.
Ia mengatakan saat ini kedua belah pihak yang terlibat aksi tawuran sepakat berdamai. Kesepakatan itu terjadi setelah Polres Jakarta Timur beserta pemerintah daerah mengumpulkan perwakilan warga dari dua RW tersebut untuk deklarasi damai.
"Hari ini kami melakukan langkah rekonsiliasi antarkedua belah pihak dalam bentuk deklarasi damai," ujarnya. Ia menyebut dari deklarasi damai ini, didapati beberapa langkah rekonsiliasi yang bakal dilakukan.
Nantinya, kata Nicolas, sebagai langkah antisipasi terjadinya aksi tawuran ini lagi, pihaknya akan mengajukan pembuatan pos bersama dan pembuatan CCTV di sekitar lokasi kepada pemerintah setempat.
"Kami ajukan juga pembuatan batas jalan, pembuatan pagar taman, dan penambahan penerangan di sekitar tempat kejadian perkara," ucapnya.
Dalam aksi tawuran yang terjadi pagi ini, menurut dia tidak ada korban luka dan jiwa akibat tawuran yang menggunakan batu dan petasan ini.
Namun, Nicolas mengatakan bahwa lima anak buahnya mengalami luka di bagian kaki akibat lemparan batu dari pelaku ketika melerai tawuran. Ia mengungkapkan saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki provokator yang menyebabkan tawuran pecah.
"Belum diketahui identitasnya. Lima orang tersebut masih dalam penyelidikan," ujarnya. Meski tidak ada warga yang diamankan imbas kejadian ini, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti batu dan petasan yang dipakai untuk menyerang.