Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Mahasiswa UKI Tewas di Kampus Malam Hari, Rektor Ungkap Alasan Masih Ada Aktivitas

Rektor UKI mengungkapkan alasan mengapa masih ada aktivitas mahasiswa di kampus pada malam hari, saat Kenzha Ezra Walewangko tewas.

8 Maret 2025 | 14.51 WIB

Kapolres Metro Jakarta Timur Nicolas Ary Lilipaly dan Rektor UKI Dhaniswara K. Harjono (batik biru) memberikan keterangan pers di Rektorat UKI, Jakarta, 7 Maret 2025. Tempo/Annisa Febiola
material-symbols:fullscreenPerbesar
Kapolres Metro Jakarta Timur Nicolas Ary Lilipaly dan Rektor UKI Dhaniswara K. Harjono (batik biru) memberikan keterangan pers di Rektorat UKI, Jakarta, 7 Maret 2025. Tempo/Annisa Febiola

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Fisipol Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Ezra Walewangko ditemukan dengan wajah dan hidung dalam kondisi berdarah pada Selasa malam, 4 Maret 2025 di pagar kampus. Rektor UKI Dhaniswara K. Harjono mengungkapkan alasan mengapa masih ada aktivitas mahasiswa di kampus pada malam hari itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rektor mengatakan, UKI masih mengizinkan seluruh civitas akademika untuk beraktivitas di lingkungan kampus maksimal pukul 21.00 WIB. Sementara, kejadian yang menimpa Kenzha terjadi sebelum batas waktu tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Di kami, UKI itu dinyatakan tertutup, mahasiswa harus keluar semua termasuk dosen juga pada pukul 21.00, dan pada waktu itu baru sekitar jam 20.00-an," kata dia saat konferensi pers di Rektorat UKI, Cawang, Jakarta Timur, pada Jumat, 7 Maret 2025.

Dhaniswara mengaku mendapatkan telepon mengenai kejadian tersebut sekitar pukul 20.58 WIB. Artinya, kata dia, insiden tersebut terjadi saat mahasiswa memang masih boleh beraktivitas di kampus.

"Saya aja ditelepon 20.58. Jadi, memang masih dalam waktu yang masih diperbolehkan ada mahasiswa di dalam," ujar dia. 

Ketika mendapatkan kabar tersebut, Dhaniswara sudah berada di rumahnya. Setelah itu, dia langsung memerintahkan agar melapor ke Polres Metro Jakarta Timur. Polres Jakarta Timur, kata dia, tak lama kemudian datang ke TKP. 

"Saya ditelepon oleh kepala otorita kampus dan dikatakan bahwa ada mahasiswa meninggal," kata rektor. 

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan kronologi tewasnya Kenzha berdasarkan keterangan para saksi. Dia menyebut, ada momen pesta miras jenis arak Bali dalam rangkaian kronologi kejadian. 

"Menurut keterangan saksi 4 atas nama EFW bahwa pada hari Selasa, 4 Maret 2025, awalnya sekitar pukul 16.30 WIB meminum minuman berakohol arak bali bersama dengan ketiga temannya yaitu A dan H," kata Ade Ary melalui keterangan tertulis pada Jumat, 7 Maret 2025.

Kemudian, sekitar pukul 17.00 WIB saksi EFW ingin membeli lagi minuman arak Bali. EFW bertemu dengan korban di pintu keluar kampus UKI. Korban pun menanyakan saksi EFW hendak ke mana dia pergi.

"Kemudian saksi menjawab 'Mau beli arak Bali.' Kemudian saksi dan korban pergi bersama dengan berjalan kaki untuk membeli minuman di sebuah toko minuman di Sutoyo, Cawang," ujar Ade Ary. 

Seusai membeli minuman, saksi dan korban minum bersama dengan A, H, K, J, S dan R di taman perpustakaan kampus UKI. Kemudian sekitar pukul 18.00 WIB, korban terlibat cekcok mulut. Namun, saksi mengaku tidak tahu apa penyebabnya. 

"Setelah itu, suasana kembali mereda saksi, korban beserta teman nya kembali minum bersama," kata Ade Ary. 

Berselang 1,5 jam, tepatnya sekitar pukul 19.30 WIB, korban terjadi cekcok mulut kembali. Kejadian ini pun dilerai oleh pihak keamanan kampus dan korban dipapah oleh EFW ke arah pintu keluar kampus. 

Begitu sampai di pintu keluar, EFW meninggalkan korban karena mengira dia akan mengambil sepeda motornya untuk pulang. Namun pada saat EFW kembali ke arah saung, ternyata korban tidak mengarah ke sepeda motornya. 

"Melainkan ke arah pagar sambil berteriak dan mengoyak-oyak pagar, sampai akhirnya korban terjatuh bersama dengan pagar ke arah depan," ujar Ade Ary. 

Korban kemudian diangkat oleh seseorang yang tidak dikenal oleh saksi 4 EFW. Saat itu, korban dalam kondisi muka dan hidung yang mengeluarkan darah. "Kemudian dibawa ke IGD RS UKI Cawang Jakarta Timur."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus