Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Pencuri Muda Yang Mati

Taznawir, 15, pencuri ayam, mati di tangan polisi. penduduk desa yang marah mendatangi pos polisi. sementara seorang kopral polisi yang diduga sebagai pelakunya akan diadili di pengadilan militer. (krim)

27 Maret 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAZNAWIR tertangkap basah awal bulan lalu. Ketika itu ia hendak menggaet ayam tetangga seperti sementara anak anak remaja lainnya yang suka berbuat begitu. Anak yang baru berusia 15 tahun itu langsung dibawa ke rumah kepala desa. Bukannya langsung diserahkan kepada polisi. Pesakitan tersebut dihajar dua sampai kepayahan. Baru kemudian dipindahkan kepada polisi desa. Namun di tangan Kopral Satu J.M.P. tersangka masih menerima gebukan-gebukan. Belum cukup lama Kopral J.M.P menghajar Taznawir, tersangka ini cepat-cepat kehilangan nyawanya. Tentu peristiwa ini membikin marah penduduk desa. Akibatnya sang Kepala Desa takut keluar dari rumah, yang sekaligus jadi kantornya itu. Sedangkan sang Kopral sudah kabur dari posnya tatkala warga desa yang marah berbondong-bondong ke sana. Bisa dimaklumi bila perwira-perwira polisi di Palu cukup pening memikirkan akibat peristiwa matinya Taznawir. Sebab hal tersebut pasti menambah aib polisi lantaran peristiwa "mati di tangan polisi" belakangan ini banyak terjadi di berbagai daerah. "Ini satu risiko, tudingan mesti ke alamat kita karena Taznawir mati di tangan polisi", ujar Kolonel Polisi BA Wulur, Komandan Antar Resort 192 Sulawesi Tengah bernada keperwiraan. Namun belum diperoleh kepastian bahwa Taznawir tewas akibat kekejaman polisi. Meskipun begitu kopral J.M.P yang ringan tangan sudah diskors dan ditahan. Segera ia akan diajukan ke pengadilan militer. Polisi setempat telah meminta pengertian kepada keluarga almarhum agar menunggu proses yang sedang berjalan itu. Sementara itu selama ini telah berlangsung beberapa pencurian ayam yang pelakunya anak-anak remaja. Mereka begadang sambil menyanyi diiringi gitar. Selain modal gitar juga dibawa sekedar bawang merah. Itulah senjata yang digosokkan pada ayam yang diincar. Hasilnya dipakai untuk membeli rokok dan makanan selama begadang. Pelakunya bukannya cuma anak dari keluarga miskin tapi juga yang orang tuanya terbilang berada. Malah ada yang punya ayam di rumahnya sendiri. Rupanya curi ayam di desa Boyontongo Dolago, Kecamatan Parigi ini sudah jadi mode.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus