Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Pesan susanto menjelang ajal

Susanto, menerima baptisan sebelum meninggal. betty, istrinya & lina, istri mudanya mengaku tak tahu-menahu. susanto membantah terlibat pembunuhan 2 karyawan mandala motor yang tewas di rumah susanto.

27 Oktober 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBELUM ajal menjemput, Ahad lalu, pemilik kamar "misterius", Susanto, 37 tahun, sempat bertobat. Berkali-kali kata "tobat" diucapkannya selama dirawat sebelas hari di Unit Luka Bakar RSCM, Jakarta. Bahkan menjelang kematiannya, atas permintaan bekas istrinya, Betty, ia sempat menerima pembaptisan, sehingga di depan namanya ditambah Paulus. Susanto memang sangat diharapkan selamat agar membuka semua tabir penculikan dan pembunuhan dua karyawan Mandala Motor. Sebab itu, setiap hari, selama 24 jam, polisi mengawasi ruang tempat perawatan bapak dua anak itu. Begitu pentingnya Susanto sehingga setiap famili yang akan besuk selalu didampingi polisi. Istri pertamanya, Betty, 34 tahun, yang sudah dicerai Susanto enam bulan lalu, merupakan orang yang paling setia mendampingi lelaki malang itu. Menurut Betty, dulu Susanto menghidupi keluarganya dengan membuat hio di rumah kontrakannya di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Setelah itu, Betty tak tahu apa pekerjaan lelaki yang menikahinya selama 17 tahun ini. Tapi Betty tak yakin pembunuhan itu dilakukan bekas suaminya. "Memotong ayam saja dia tak berani, apalagi membunuh manusia. Kalaupun dia membunuh, saya tak yakin kalau dilakukan sendirian," katanya. Betty juga mengaku tak mengetahui ihwal pembangunan kamar pelat baja tersebut. Ia, katanya, hanya tahu bahwa Susanto minta uang untuk membangun usaha penyulingan air. Karena Susanto menyatakan ingin rujuk, dan Betty sendiri masih berminat untuk kembali, ia menyetujui rencana Susanto itu. Apalagi bekas suaminya itu mengaku akan tobat dari kebiasaannya berjudi. Karena itu, Betty menjual perhiasannya, hingga terkumpul uang Rp 10 juta. Uang itu kemudian diserahkannya pada Susanto. Ternyata uang itulah yang dipakai Susanto membuat kamar "maut". Selain Betty, ada seorang lagi wanita yang sempat menengok Susanto. Ia adalah Lina, yang disebut-sebut sebagai istri muda Susanto. Malah wanita itu sempat merekam ucapan Susanto ketika masih terbaring sakit. Tentang mobil, misalnya, menurut Susanto seperti yang diucapkannya kepada Lina, "Nanti akan kujelaskan. Tapi kau tak usah khawatir tentang itu. Tenang sajalah," kata Lina kepada Jawa Pos. Wanita berusia 27 tahun itu juga menanyakan dua mayat karyawan PT Mandala Motor yang tergeletak di rumah kontrakannya. "Orang-orang itu sudah berada di rumah sebelum saya datang. Mereka datang berempat. Kemudian yang laki-laki dan perempuan disiksa dan dibunuh dengan gas oleh dua orang lainnya. Saya mencoba membela mereka, tapi malah dihajar. Setelah keduanya membakar tubuh saya lalu mereka kabur," kata Lina, menirukan ucapan Susanto. Tapi di rumah kontrakannya, Susanto terlihat sering sendirian. Bahkan beberapa tetangganya menilainya angkuh. Dia hanya terlihat akrab dengan Ayung, tetangga yang mencarikan tempat kontraknya. Itulah yang membuat para tetangga tak begitu memperhatikan keadaan rumah Susanto. Lelaki yang tak jelas pekerjaannya itu sebetulnya sudah merencanakan akan membeberkan masalahnya itu di pengadilan. Sebenarnya, siapa yang salah? "Saya tak tahu. Yang jelas tak ada hubungan dengan orang bernama Jimmy," kata Susanto dari balik ruang kaca dengan nada lemah, sebelum ajalnya, kepada Andy Reza dari TEMPO. Susanto membantah terlibat pembunuhan- kedua korban. "Saya hanya beli mobil. Tapi tiba-tiba saya sudah jadi begini," katanya, seperti dikutip Sinar Pagi. Kamar baja itu, katanya, dimaksudkannya untuk usaha minuman air mineral. Lalu gunanya terowongan yang mirip oven itu? "Alat itu untuk memasak air," katanya lemah. Menurut Susanto, masalah pembelian mobil itu dia lakukan lewat seorang temannya yang bernama Ayung. Malah, katanya, uang pembelian mobil itu sudah dia serahkan sebesar Rp 47 juta. Ketika ditanyai perihal Lina, Susanto tampak mendesis. "Jangan sebut nama dia. Ini semua gara-gara istri tak nurut pada suami. Saya sudah tobat," jawabnya, dengan suara tak jelas. GT

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus