Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Taktik Pamer Orang Kaya Gila

Indra Kesuma alias Indra Kenz mengklaim pernah menjadi penyayi kafe hingga sopir untuk bertahan hidup. Terancam jatuh miskin karena kasus binary option.

5 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Indra Kenz kaya-raya karena bisnis investasi.

  • Indra Kenz tak memiliki latar belakang pendidikan bisnis.

  • Tak sampai tiga tahun, kekayaan Indra Kenz mencapai puluhan miliar.

ANCAMAN itu terlontar dari mulut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Brigadir Jenderal Whisnu Hermawan setelah menangkap seorang “crazy rich”, Indra Kesuma alias Indra Kenz, pada Jumat, 25 Februari lalu. Indra ditangkap karena diduga terlibat penipuan investasi binary option dengan merek Binomo.

Whisnu menyatakan Bareskrim Polri sudah memiliki daftar semua aset Indra yang diperkirakan hasil memperdaya ratusan orang. “Kami akan menelusuri ke mana saja aliran uang untuk disita. Pokoknya dia bakal kami miskinkan,” ucapnya.

Indra, 26 tahun, berperan sebagai pemengaruh (influencer) para pemain platform bisnis keuangan, Binomo. Mereka menyebutnya sebagai afiliator. Setiap orang yang berhasil direkrut secara otomatis masuk jaringan afiliasi Indra.

Bisnis ini ditengarai laiknya praktik perjudian lantaran para pemain diajak menebak pergerakan grafis dan angka. Kesalahan menebak akan berisiko kerugian. Tapi, sebagai seorang afiliator, Indra tidak akan rugi. Ia akan tetap mendapatkan persentase pendapatan atau komisi dari setiap transaksi meski anggota jaringannya bernasib apes.

Sebelum ditahan, Indra sempat meminta maaf karena merugikan banyak orang. Pengacaranya, Wardaniman Larosa, berencana akan mengajukan permohonan praperadilan kasus ini. “Kami akan diskusikan dulu dengan keluarganya,” ujar Wardiman kepada wartawan.

Menurut Brigadir Jenderal Whisnu, polisi sudah meminta penetapan pengadilan untuk menyita semua aset Indra. Di antaranya apartemen dan rumah seharga Rp 6 miliar di Deli Serdang, Sumatera Utara, dan Tangerang, Banten.

Ada pula koleksi mobil mewah seperti Ferrari, Rolls-Royce, Lamborghini, dan mobil listrik Tesla seharga Rp 1,5 miliar yang dibeli saat tengah malam. Ia mengklaim membeli Tesla karena tak kunjung bisa tidur.

Pria kelahiran Rantauparapat, Sumatera Utara, pada 31 Mei 1996 itu kerap membuat silau jutaan warganet karena mencitrakan diri sebagai anak muda  yang sukses dengan memamerkan berbagai harta. Ia juga rajin membagi pengalaman pribadi dan mengajak pengikutnya menjalankan bisnis keuangan digital. Ia memiliki jutaan pengikut di YouTube dan Instagram.

Indra sesungguhnya tak punya latar belakang pendidikan bisnis. Pemilik gelar sarjana teknik ini mengaku sempat jatuh-bangun menjalani berbagai profesi. Ia, misalnya, pernah menjadi penyanyi kafe, sopir taksi daring, dan penyiar radio.

Ia mulai akrab dengan bisnis investasi pada 2019. Indra pernah menjadi korban investasi bodong dan sempat mengalami masa sulit lantaran harus membayar utang. Pengalaman itu membuat dia belajar seluk-beluk bisnis dan keuangan. Indra berhasil mendapatkan penghasilan Rp 1 miliar pertamanya pada tahun itu juga. “Semua kerja keras gue terbayarkan,” tuturnya.

Tak sampai tiga tahun, aset yang berasal dari bisnis keuangan Indra mencapai puluhan miliar rupiah. Selain mobil dan rumah mewah, ia pernah membeli sebuah gedung tiga lantai di Jalan Teuku Amir Hamzah, Medan.

Seseorang yang mengetahui bisnis Indra menyebutkan Indra juga tengah merintis bisnis sampingan, seperti kafe, klinik, dan klub malam. Menurut sumber tersebut, sebagian bisnis itu dijalankan dengan berkongsi bersama koleganya.

Kepala Subdirektorat II Dittipideksus Komisaris Besar Candra Sukma Kumara juga sudah mendeteksi aset dan bisnis sampingan Indra. Ia memberi bocoran: tak semua barang mewah kerap dipamerkan Indra di media sosial itu milik pribadinya.

Main pamer itu diperkirakan hanya akal-akalan Indra Kenz untuk memasarkan bisnis binary option. “Kadang ada barang-barang tertentu yang ia pamerkan untuk promo produk. Dia memang jago flexing (pamer) dan punya banyak follower di media sosial,” ujar Candra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Riky Ferdianto

Riky Ferdianto

Alumni Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2006. Banyak meliput isu hukum, politik, dan kriminalitas. Aktif di Aliansi Jurnalis Independen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus