PEKAN ini TEMPO kembali menyajikan Laporan Utama mengenai Ria Irawan. Polisi mengatakan, pemeran Juminten dalam lakon sinetron Lika-Liku Laki-Laki ini sudah diperiksa sebagai tersangka. Ria dituduh membuang barang bukti ke Sungai Ciliwung. Laporan Utama ini dibagi dalam empat bagian dan ditambah dengan dua boks. Dalam tulisan pertama disinggung bahwa walau Ria sudah resmi dinyatakan sebagai tersangka bersama dua awak produksi sinetron, teka-teki di seputar tewasnya R.M. Atas Rifardi Sukarno Putro alias Aldi, dan kaitannya dengan narkotik, malah makin berkabut -- antara tidak jelas dan membingungkan. Tewasnya Aldi di rumah Ria di Lebakbulus, Jakarta Selatan, itu kini juga merembet pada soal mata rantai jaringan narkotik. Menurut Kapolri Jenderal Banurusman dalam wawancara khusus dengan TEMPO, kasus Ria memang ada kaitannya dengan jaringan narkotik. Tapi betulkah Ria mendapat tekanan dari pihak luar, sehingga ia dinilai memberi keterangan berbelit-belit -- seperti dikatakan Kapolda Metro Jaya Mayor Jenderal Hindarto? Akibat musibah di rumahnya itu, Ria kebanjiran surat dari berbagai penjuru. Salah satunya surat berbahasa Inggris, dari seseorang yang mengaku bernama William Chang. Ia, selain memuji Ria, tak lupa menyisipkan ancaman: "Jika buka mulut akan bernasib seperti Aldi." Lalu apa kata Ria? TEMPO telah mewawancarainya, dan ia menanggapi semua informasi yang simpang-siur mengenai dirinya, serta kaitannya dengan kasus kematian Aldi dan narkotik. Kemudian, kami juga menyajikan soal Ecstasy (atau extase, atau XTC), obat yang belakangan ini dihebohkan -- karena banyak disinggung media massa dalam membahas tewasnya Aldi di rumah Ria Irawan. Pil yang dapat membangkitkan halusinasi dan rasa gembira yang luar biasa ini juga bisa membuat remaja berdansa tiga hari tiga malam nonstop dalam pesta di rumah (house party). Di samping itu ada satu bagian yang mencoba memberi gambaran tentang jaringan narkotik di Indonesia. Dan terakhir dilengkapi dengan galeri mengenai diri mereka yang pernah bersentuhan dengan pemakaian obat bius.Zakaria M. Passe
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini