Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WARTA itu membuat Tarmono masygul. Dari seorang rekannya di Depok, ia mendengar ribuan buku itu menjadi abu dilahap api. ”Saya sedih. Tidak ada gunanya membakar buku-buku pelajaran SMP dan SMA itu,” kata guru sebuah SMA di pinggiran Jakarta Utara ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo