Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.

20 Februari 2018 | 19.55 WIB

Petugas kepolisian melakukan olah TKP kasus penyerangan di Gereja Santa Lidwina, DI Yogyakarta, Minggu (11/2)11 Februari 2018. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja ini. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Perbesar
Petugas kepolisian melakukan olah TKP kasus penyerangan di Gereja Santa Lidwina, DI Yogyakarta, Minggu (11/2)11 Februari 2018. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja ini. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Setara Institute Hendardi mencurigai bahwa kasus-kasus kekerasan terhadap pemuka agama tidak berdiri sendiri. Menurut dia, penyerangan itu terkait kepentingan dalam Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Enggak mungkin orang melakukan itu enggak ada tujuan, saya khawatir itu kejadian tidak berdiri sendiri-sendiri tapi suatu rangkaian, dan ada yang memainkannya," kata Hendardi di Hotel Atlet Century, Jakarta Pusat pada Selasa, 20 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas atau ketidakstabilan. Menurut dia, menjelang tahun politik di 2018 dan 2019, instabilitas itu dilakukan untuk memecah belah masyarakat.

"Kalau isu politik identitas tidak bisa dimainkan di Pilkada karena konstalasi partai-partai semakin cair, mereka memainkan dengan isu lain (penyerangan pemuka agama) agar di Pilpres nanti ketika instabilitas semakin besar bisa mempermudah atau mempercepat merusak masyarakat," kata Hendardi.

Ia pun menduga ada aktor intelektual di balik penyerangan itu. Namun, Hendardi menyerahkan penyelidikan tersebut kepada kepolisian.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan Polri belum bisa memastikan apakah rentetan kasus penyerangan terhadap pemuka agama itu berkaitan satu sama lain atau berdiri sendiri. "Apakah nanti ada benang merah terkait satu dengan lainnya kita belum tahu," kata dia.

Serangan ke pemuka agama terjadi di sejumlah daerah. Kejadian teranyar pada Ahad, 18 Februari 2018 sore, pengasuh Pondok Pesantren Karangasem, Paciran, Lamongan, KH Hakam Mubarok, mendapat tindakan serupa. Dia diduga diserang orang asing di kompleks pesantren.

Seminggu sebelumnya pada Ahad, 11 Februari 2018, kasus serupa menimpa Romo Prier dan jemaat Gereja St Lidwina, Sleman, Yogyakarta. Seorang pria bernama Suliyono memasuki gereja, menyerang dan melukai jemaat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus