Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GEDUNG PT Kurniadjaya Wirabhakti di perumahan Yayasan Khas Pembangunan, Surabaya, Rabu pekan lalu tiba-tiba senyap. Padahal, biasanya, sehari-hari kantor berlantai empat itu ramai oleh aktivitas karyawannya. Hontjo Kurniawan, yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi pada Senin pekan lalu, adalah komisaris perusahaan ini. Setelah penangkapan Hontjo, manajemen PT Kurniadjaya sementara meliburkan karyawannya.
Hontjo bukanlah pengusaha kemarin sore. Perusahaannya telah dikenal malang melintang di proyek-proyek Departemen Perhubungan. Ia telah menangani puluhan proyek pemerintah di sekitar wilayah Indonesia timur.
Hontjo dikenal sebagai pengusaha konstruksi yang sukses. Ia cukup dermawan, gemar membagi-bagikan sedekah dan menyumbangkan sapi setiap Hari Raya Kurban. Menurut Udin, petugas satpam Hontjo, majikannya tergolong pendiam. ”Dia jarang bicara, meski dengan anggota keluarganya sendiri,” katanya.
Hontjo membangun bisnisnya dari Surabaya, tempat kelahirannya. Dari pernikahannya dengan seorang wanita asal Tarakan, ia memiliki empat anak. Menurut sumber Tempo, bisnis Hontjo moncer sejak masa Soeharto. Ia juga dikenal dekat dengan sejumlah kerabat Keluarga Cendana.
Sejumlah proyek sudah dibangun Hontjo, dari jalan, pelabuhan, sampai gedung. Tidak hanya di Jawa Timur dan Bali, tapi hingga Kupang dan Nusa Tenggara Timur. ”Ia biasa mengerjakan proyek dengan nilai di atas sepuluh miliar,” kata Muhammad Alyas, Sekretaris Umum Gabungan Pengusaha Nasional Jawa Timur. Di sini Hontjo tercatat sebagai anggota pengusaha jasa konstruksi.
Bisnis Hontjo sempat terpuruk pada 1998, saat krisis ekonomi mendera. Kala itu, ia sempat banting setir menjadi pedagang elektronik. Namun bisnis konstruksinya kembali berkibar pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. ”Bahkan dua tahun lalu berhasil membangun kantor empat lantai tidak jauh dari rumahnya,” ujar Udin.
Perusahaan Hontjo awalnya bernama CV Kurnia Djaja dan berdiri mulai Maret 1985. Akta perusahaan ini beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir pada Desember 1993. Dalam akta, perusahaan ini didirikan Hontjo Kurniawan bersama Elly Herawati. Perusahaan ini bergerak di banyak bidang, dari jasa kontraktor bangunan, usaha perdagangan umum, pengangkutan, distributor, konsultan konstruksi, hingga katering. Namun proyek kakap yang kerap mereka raih, ya, proyek-proyek Departemen Perhubungan.
Beberapa hasil kerja perusahaan ini kerap membuat kecewa banyak pihak. Pada Juni 2008, misalnya, masyarakat Ende menghujat pembangunan Dermaga Pelabuhan Ende yang dikerjakan Kurniadjaya lantaran proyek itu sudah rusak padahal umurnya baru beberapa bulan. Bupati Ende Paulinus Domi kala itu mengultimatum PT Kurniadjaya agar segera memperbaikinya. Kualitas dermaga itu digugat warga karena proyek yang dibangun dua tahap dengan nilai anggaran total Rp 11 miliar tersebut seharusnya bertahan hingga 25 tahun.
Catatan negatif Kurniadjaya juga terjadi saat mendapat proyek pembangunan Dermaga Pengembangan Pulau Bawean. Proyek dengan anggaran negara senilai Rp 10 miliar itu sempat mangkrak tujuh bulan. Setelah ramai diberitakan media lokal, baru proyek yang semestinya rampung 150 hari itu jalan lagi.
Ramidi, Anang Zakaria (Surabaya)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo