Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kafe yang berada di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur diduga menjadi lokasi penyiksaan pemuda berinisial MRR. Selain itu, pemuda berusia 23 tahun ini diduga disekap di kafe tersebut hingga tiga bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pantauan Tempo sekitar pukul 17.00, pagar kafe tampak dibuka, menunjukkan tempat ini beroperasi. Tak nampak garis polisi dipasang di kafe tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kafe ini memiliki pagar berupa tembok dan teralis besi setinggi kurang lebih dua meter. Di bagian temboknya, tampak coretan grafiti asal-asalan. Dari luar, terlihat bangunan kafe yang cukup luas dengan dua lantai. Ada pula rooftop di bagian atas.
Kafe ini berseberangan dengan sejumlah bangunan, termasuk bengkel dan toko kelontong. Riki, pemuda yang bekerja di bengkel mengatakan kafe itu memiliki jam buka yang tidak pasti.
"Kadang jam 19.00 baru buka, kadang sore," kata Riki kepada Tempo, Sabtu, 13 Juli 2024.
Dia pun tak mengetahui soal dugaan penyiksaan dan penyekapan di kafe tersebut. Dirinya justru baru mengetahui kabar tersebut dari awak media.
Setali tiga uang, penjaga toko kelontong, Putra, juga tidak mengetahui kejadian itu. Namun, dia menyebut ini lantaran dirinya baru membuka toko selama lima hari.
Menurut Putra, duduk perkara kasus itu belum jelas. "Saya herannya katanya ada masalah, tapi masih buka, enggak ada garis polisi juga," ujarnya.
Suasana kafe terbilang sepi ketika Tempo masuk ke dalam. Hanya terlihat sekitar empat pengunjung.
Bagian dalam kafe memiliki konsep industrial yang memberikan kesan dingin dan minimalis. Ini terlihat dari bangku-bangku yang terbuat dari semen, serta sentuhan warna -warna gelap seperti abu-abu dan hitam.
Seorang pegawai kafe mengaku tak tahu menahu ihwal dugaan penyiksaan dan penyekapan di tempanya bekerja. Sebab, dia baru sebulan bekerja di kafe ini.
Sebelumnya, keluarga MRR melaporkan kejadian penyiksaan dan penyekapan pemuda itu ke Polsek Duren Sawit pada 19 Juni 2024. Dalam laporan tersebut, MRR melaporkan pemuda berinisial HRA. Selain itu, turut disebut belasan nama lain yang melakukan penyiksaan.
Paman MRR, Yusman, menceritakan MRR dan HRA adalah mitra usaha jual beli mobil. Awalnya kerja sama berjalan lancar. Namun kemudian MRR belum membayarkan uang sekitar Rp 176 juta kepada HRA.
Yusman menyebut sudah ada musyawarah di antara kedua belah pihak, yakni MRR akan membayarkan uang secara mencicil. "Cuma dari pihak, namanya mungkin terlalu dekat dengan orang-orang berkuasa, jadi mereka arogannya tinggi," tuding Yusman saat dihubungi Tempo, Kamis, 4 Juli 2024.
Dia menuturkan MRR pun 'dipelonco' hingga berakhir disekap selama hampir tiga bulan, mulai dari 19 Februari hingga 1 Juni 2024 di sebuah kafe di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur. Setiap hari selama penyekapan, kata dia, keponakannya mengalami siksaan.
"Dipukul, kemudian dipecut pakai selang, kemudian maaf-maaf, mungkin kelaminnya pun dibakar dengan korek api terus dikasih bon cabai, macam-macamlah," beber Yusman. "Nah, yang melakukan ini, lebih dari 15 orang bahkan 30 mungkin."
Dia menjelaskan sebanyak 15 orang melakukan penyiksaan. Sedangkan sisanya mengetahui kejadian tersebut, meski tak melakukan penyiksaan.