Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan bertanggung jawab atas penembakan pensiunan Polri bernama Inspektur Satu Djamal Renhoat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengatakan, penembakan itu dilakukan di Yambi, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah pada Senin, 7 April 2025. Alasannya, Djamal dicurigai sebagai intelijen yang dikirim untuk memata-matai aktifitas TPNPB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penembakan tersebut kami lakukan, karena kami telah mengikuti korban selama beraktivitas di wilayah konflik bersenjata," kata Sebby dalam keterangan resminya, Selasa, 8 April 2025.
Sebby mengatakan, pihaknya akan terus melakukan serangan terhadap pihak-pihak yang mencurigakan di wilayah konflik, sehingga TPNPB OPM menghimbau kepada seluruh orang imigran Indonesia untuk segera keluar dari wilayah-wilayah konflik bersenjata di tanah Papua agar tidak menjadi korban selanjutnya.
"Peringatan penting terhadap warga sipil orang imigran Indonesia jika terus berkeliaran di wilayah konflik bersenjata kami akan cap sebagai agen intelijen Militer Pemerintah Indonesia," katanya.
Kapolres Puncak Jaya Ajun Komisaris Besar Kuswara membenarkan mantan Kapolsek Mulia Iptu (Purn) Djamal Renhoat (62 tahun) tewas tertembak di kampung Wuyukwi, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.
Insiden penembakan terjadi Senin malam 7 April 2025 di rumah merangkap kios. "Memang benar KKB melakukan penembakan hingga menewaskan Iptu (Purn) Iptu Djamal Renhoat," kata Kuswara kepada Antara di Jayapura, Senin malam.
Kuswara mengatakan, hingga saat ini anggota masih menyelidiki anggota KKB dari kelompok mana yang melakukan penembakan hingga menewaskan korban.
Saat ini jenazah sudah dievakuasi ke RSUD Mulia dan korban dilaporkan terkena tembakan di bagian pipi kanan tembus leher.
"Belum diketahui apakah jenazah korban dimakamkan di Mulia atau dikirim ke kampung halamannya, " kata Kuswara.
Pilihan Editor: Mengapa Kekerasan Terhadap Perempuan Jurnalis Meningkat