Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – PT Pegadaian melaunching GadePreneur, sebuah program pelatihan bisnis dan pembinaan intensif bersama mentor praktisi, di Ballroom Kantor Pusat PT Pegadaian, Jakarta, Selasa 11 Juli 2023. GadePreneur akan menjadi wadah atau payung besar yang menaungi berbagai program pelatihan dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dibentuk oleh Pegadaian, bagi para pelaku UMKM di 12 lokasi di seluruh Indonesia.
“GadePreneur, akan menjadi wadah baru bagi para pelaku UMKM untuk mendapatkan pembekalan ilmu,” kata Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan. Para pelaku UMKM, lanjut dia, akan mendapatkan pelatihan bagaimana caranya membangun sebuah usaha dari mulai re-branding produk, memperluas bisnis dan akses pasarnya, hingga peningkatan produktivitas usaha dari masing-masing UMKM.
Adapun, menurut Damar, pesertanya merupakan Nasabah Pegadaian, Agen, Mitra Bisnis, maupun masyarakat umum yang ingin meningkatkan kompetensi kewirausahaan. Terdapat 2135 UMKM yang mendaftar sebagai peserta. Dari jumlah tersebut, telah dikurasi sehingga terjaring 360 UMKM yang berhasil lolos dan berhak mengikuti tahap lanjutan program GadePreneur.
“Ke depan, harapan kami jika ada yang mendaftar 2000 peserta, maka keseluruhannya bisa ikut semua dalam program ini,” kata dia. Damar pun mengucapkan terimakasih atas segala dukungan sehingga Gadepreneur terwujud. “Sehingga ke depan, kita bersama bisa mengembangkan UMKM agar dapat naik kelas.”
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting berharap, GadePreneur dapat menjadi ekosistem penguatan dan pengembangan bagi para pelaku UMKM di Indonesia melalui program-program entrepreneurship yang dikelola oleh Pegadaian. "Program pengembangan wirausaha seperti ini harus dibangun secara komprehensif guna menjaga kesinambungannya melalui penguatan ekosistem pendukung lainnya.”
Para entrepreneur yang dilahirkan dari GadePreneur, lanjut dia, disamping diberikan pelatihan secara berkesinambungan juga perlu didorong bagaimana produk yang dihasilkan dapat dipasarkan secara baik, bagaimana produk dapat diserap oleh perusahaan maupun masyarakat secara optimal. “Termasuk dipersiapkan dukungan permodalan yang dibutuhkan guna peningkatan kapasitas usahanya,” kata Loto.
Menurut Loto, permasalahan utama UMKM adalah pembiayaan dan pemasaran. Oleh karena itu dengan ekosistem yang kuat para UMKM dapat menjalin kemitraan dengan rantai pasokan, mendapatkan dukungan pemasaran, dan bahkan secara offline dapat bekerja sama dengan Sarinah, mal milik BUMN.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen dan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengapresiasi dan mendukung upaya yang dilakukan oleh Pegadaian. GadePreneur, kata dia, sejalan dengan fokus OJK dan pemerintah untuk memberikan kemudahan untuk akses pembiayaan dan perluasan dan pengembangan usaha terhadap UMKM.
“UMKM merupakan satu critical economic player di negara kita. Selain berkontribusi besar terhadap PDB, UMKM juga berkontribusi untuk membuka lapangan pekerjaan yang juga besar. Maka, saya berharap apa yang diinisiasi oleh Pegadaian dapat berjalan dengan lancar dan sukses kedepannya,” kata Friderica.
Dia pun berpesan kepada para pelaku usaha yang ingin mendapatkan fasilitas KUR. “Titip pesan, perilaku mereka terhadap akses keuangan lebih bertanggungjawab karena informasi tentang diri kita semua sudah terkondolidasi di dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Sering ada orang ingin mendapatkan fasilitas KUR, atau rumah pertama enggak bisa. Karena ketika dicek di SLIK masih ada tunggakan pinjaman, punya utang yang macet. Dan yang menyedihkan mereka pinjam bukan untuk produktif tapi untuk konsumtif beli tiket konser, dsb. Kalau bisa pinjaman untuk yang produktif seperti hari ini.”
Bagi yang sudah punya usaha, sudah mendapat akses pembiayaan jangan lupa dalam hal pengelolaan. “Jadi harus bisa pembukuan sederhana, pisahkan pembukuan usaha dan rumah tangga, jadi jangan dicampur. Itu yang sering UMKM kita lakukan, produknya bagus secara keuangan enggak bagus. Pengelolaan sederhana saja.”
Sementara itu, Manajer PT Pegadaian Cempaka Putih Siti Chomsiah Widiastuti menuturkan, kantornya telah mengkurasi dari 50 nasabah KUR, terpilih satu UMKM yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti GadePreneur. “Dikurasi berdasarkan produk,” kata dia. Terdapat kategori food and beverage, kriya, beauty and herbal, serta fashion.
UMKM yang terpilih, lanjut Chomsiah, sudah merupakan mitra binaan Pegadaian Cempaka Putih dari sisi pembiayaan KUR. Sudah menjadi nasabah Pegadaian, produk yang dibiayai KUR akan dilihat dan didampingi. “Untuk souvenir, kami beli produknya dan dipajang. Kalau ada bazaar kami undang. Kami saling support di situ,” ujar dia yang juga mengatakan untuk nasabah KUR, jumlahnya terus bertambah di Pegadaian.
Salah satu mitra binaan Pegadaian, Yendri Yarti mengaku kerap minder dengan usaha produknya yaitu Galeri Ondel-ondel Rama Cinta yang jalan di tempat. “Selama ini saya memasarkan sendiri jadi tidak mengerti, karena itu saya sangat senang ada pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti selama enam bulan, supaya bisa go international. Terkadang saya minder, mungkinkah, mungkinkah? sekarang bismillah.”
Dia mengatakan ingin mengikuti GadePreneur karena ingin mengembangkan usaha. “Walaupun belum paham banget karena gaptek, tetapi saya ingin maju, bagaimana produk ini bisa keluar. Bisa mengembangkan usaha.” Dia pun berharap, agar terus mendapatkan dukungan dari GadePreneur. “Bisa berkembang dari Pegadaian dengan adanya bantuan KUR,” ujar perempuan yang memasarkan hasil kerajinannya di Monas.
Hendra Atmadja, pemilik UMKM HoBees, supplier madu menuturkan awalnya tertarik untuk mengikuti program GadePreneur karena diajak teman sesama pelaku UMKM. “Saya melihat mereka ikut bazaar, kalau mau ikut ya ikut Pegadaian, ada andilnya jadi nasabah mereka.”
Menurut Hendra, tidak masalah menjadi nasabah Pegadaian, karena semisal dia memilih tabungan emas. Maka emas yang dia cicil pada akhirnya untuk dirinya. “Dicicil, tidak memberatkan, ada keuntungan bagi saya.”
Dia pun berharap dari para pendamping pembinaan di GadePreneur akan lebih pro aktif ke mitra binaan. “Karena program ini harus berkelanjutan. Sehingga perlu ada rolling dari tenant-tenant yang lain. Agar teman yang lain bisa tampil dan diberi kesempatan.”
Pemilik usaha 3 Dara 1 Putra, Musdzalifah menuturkan akan mengikuti saran-saran yang akan diberikan mentor saat program GadePreneur berjalan.” Kalau ingin naik kelas dan omzet melejit ya kita ikuti. Apa yang sekiranya baik untuk UMKM kita ikuti. GadePreneur enggak mungkin enggak angkat UMKM.” Dia pun berharap kehadiran GadePreneur dapat memajukan UMKM Indonesia. “Mengangkat UMKM kecil, yang tadinya enggak tau apa-apa sehingga menjadi berpengalaman.”
Dalam acara itu, Pegadaian juga memperkenalkan The GadePreneur Space, yang merupakan sebuah ruang untuk tumbuh dan berkembang bagi pelaku UMKM bersama Pegadaian, melalui berbagai inovasi kegiatan kreatif dan sharing session secara kolektif. GadePreneur Space akan segera hadir di Banyuwangi sebagai tahap piloting, yang kemudian akan di bangun di 12 Kantor Wilayah Pegadaian yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pegadaian juga turut memberikan apresiasi bagi para UMKM binaan pegadaian yang berhasil mengembangkan usahanya dengan baik. Selain itu, para peserta yang hadir baik yang hadir secara daring maupun luring, juga mendapatkan edukasi tentang “Akses Permodalan dan Bahaya Investasi Ilegal”. Hal ini dilakukan, agar para pelaku usaha dapat belajar untuk cermat dalam memilih pembiayaan usaha serta memulai investasi bersamaan dengan pengembangan usaha yang dilakukan. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini