Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

"kebenaran" sampai di sini

Surat kabar pravda, corong partai komunis uni soviet, tak lagi terbit untuk waktu yang tak terbatas akibat kebijaksanaan ekonomi pasar bebas. kini orang rusia memilih koran rossiskaya gazeta.

21 Maret 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUPANYA bukan cuma patung-patung Lenin yang runtuh. Tapi juga karya Lenin. Jumat pekan lalu surat kabar Pravda, yang didirikan Lenin pada 1912 dan kemudian dijadikan corong Partai Komunis Uni Soviet, tak lagi terbit untuk waktu yang tak terbatas. Memang, tutupnya Pravda pekan lalu itu tak sebagai koran Partai Komunis Uni Soviet. Partai itu tak ada lagi, dan Uni Soviet sudah bubar. Pravda bangkrut sebagai koran independen. Sesudah kudeta gagal 19 Agustus tahun lalu di Uni Soviet, dan Mikhail Gorbachev, presiden uni Soviet saat itu, membekukan kemudian membubarkan Partai Komunis Uni Soviet, Pravda dibekukan. Seminggu kemudian koran itu terbit lagi dengan baju baru: dari koran partai jadi surat kabar independen. Logo gambar Lenin tak lagi dipasang. Dan pemiliknya pun bukan lagi partai melainkan 120 orang wartawan. Mudah ditebak, Pravda ganti baju tentunya untuk menyelamatkan diri agar tetap punya hak hidup, dan supaya tetap hidup. Koran yang mati-hidupnya tergantung Partai Komunis Uni Soviet itu, olpahnya pun naik turun menurut popularitas Partai. Tahun 1970-an, di masa Perang Dingin masih panas, Pravda mencapai oplah 13 juta eksemplar. Setelah Tembok Berlin runtuh, di akhir 1989, dan disusul bubarnya rezim komunis di negara-negara Eropa Timur, Partai Komunis Uni Soviet pun surut. Banyak anggota Partai yang mencampakkan kartu anggotanya, dan koran bacaannya, Pravda. Buktinya, sejak akhir 1989 corong Partai itu makin sedikit dicetak. Di saat ganti baju Pravda hanya dicetak 2,5 juta eksemplar. Dan ternyata baju baru juga tak menolong. Memang tak mudah bagi para wartawan Pravda menjalankan usaha penerbitan yang semula semua fasilitas dari tinta cetak sampai pendistribusian dibantu Partai, kemudian harus berdiri sendiri. Tak ada lagi 19 juta anggota partai yang sebagian besar jadi pelangan tetapnya. Maka awal tahun ini koran itu sirkulasinya hanya 1,5 juta. Sampai akhirnya, Sabtu pekan lalu, redaktur Pravda Victor Linnik mengumumkan, edisi Kamis 12 Maret 1992 Pravda cuma dicetak 100.000 eksemplar, dan cuma beredar di Moskow. Tapi mungkin pukulan terbesar bagi Pravda, dalam masa manajemen dan situasi baru itu muncul kebijaksanaan ekonomi pasar bebas. Tiba-tiba harga-harga melangit, termasuk harga kertas koran. Biaya distribusi juga naik. Dua hal itu mengalami kenaikan sampai 500%. Sementara itu pemasang iklan masih sepi di negara yang baru melaksanakan swastanisasi ini. Untuk bisa bertahan, Pravda terpaksa menutup beberapa kantor perwakilannya di berbagai negara. Yang kemudian menjadi pukulan menentukan adalah pihak percetakan, yang dikuasai oleh Departemen Penerangan Rusia. Pada Pravda pihak percetakan minta pembayaran ongkos cetak dua bulan di muka, alsannya trntulah kesulitan ekonomi. "Kami ini salah satu korban reformasi," kata Linnik kepada harian International Herald Tribune pekan lalu. Pravda, dalam bahasa Rusia berarti kebenaran, didirikan oleh tiga anggota Partai Komunis, termasuk Lenin, di St. Petersburg di masa tsar. Pada awalnya koran ini beberapa kali ganti nama dan terbit secara gerilya. Misinya memang menghantam pemerintahan tsar. Baru pada 1918, Pravda, yang dicetak di 40 negara bagian dan didistribusikan lewat kantor berita Tass, resmi menjadi koran Partai. Artinya, meski memuat berbagai berita dan analisa ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta pendidikan, porsi terbesar tetap diberikan untuk berita-berita Partai. Pendeknya, Pravda adalah perpanjangan tangan "kebenaran" Partai Komunis yang berkuasa saat itu. Misalnya, Pravda memberikan isyarat siapa sedang naik daun atau bakal turun dari arena politik. Melalui debat-debat tingkat atas, koran ini juga bisa memberi gambaran seperti apa kebijaksanaan yang akan diterapkan Partai. Jika ada nama yang tak tercantum dalam daftar tanda tangan dalam berita kenangan obituari, misalnya, hal itu dapat menjadi petunjuk bahwa seseorang telah dipecat dari politbiro. Bagi negara Barat, koran ini menjadi acuan atas perubahan-perubahan kebijaksanaan dan personalia di Uni Soviet kala itu. Dan sebenarnya saja, setelah menjadi koran independen, Pravda masih menyebarkan pahampaham komunis dan masih mencitakan berdirinya "kekaisaran" Uni Soviet. Pravda ikut mendukung rencana pawai besar yang direncanakan akan dilangsungkan Selasa pekan ini oleh sisa-sisa kelompok garis keras yang menginginkan pemulihan kembali Uni Soviet. Alhasil, seperti pengakuan Linnik, Pravda memang mengambil posisi sebagai koran oposisi. Dengan posisi itu ia berharap bisa "memberi kesempatan kepada rakyat untuk mengungkapkan pendapat." Posisi yang sebenarnya bisa membantu dalam proses dipraktekkannya demokrasi di Rusia itu, rupanya tak menguntungkan dari segi bisnis. Oplag 100.000 di Rusia tak menjamin usaha penerbitan pers bisa jalan. Kini orang Rusia tak punya pilihan. Koran yang jaya adalah Rossiskaya Gazeta yang didukung dan disubsidi pemerintah. Hampir setiap hari koran itu memuat tajuk dan berita tentang kebijaksanaan Presiden Boris Yeltsin. Sri Pudyastuti R.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus