Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua WNI masih belum ditemukan 10 hari setelah gempa Turki. Tim Perlindungan WNI KBRI Ankara dan Tim Charlie Basarnas masih mencari dua warga Indonesia yang berstatus tidak dapat dihubungi itu pada Kamis, 16 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami memutuskan membawa Tim Charlie dengan 14 orang personil Basarnas untuk bergabung dengan Tim SAR lain yang beroperasi di Diyarbakir, guna mendapatkan kepastian mengenai kondisi 2 WNI yang hingga saat ini belum bisa dihubungi,” kata Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha dalam keterangan tertulis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim Indonesia itu berangkat ke Diyarbakir dari Hatay, dengan jarak sekitar 550 kilometer. Mereka menempuh waktu 8 jam perjalanan darat. Dalam pencarian itu, mereka turut dibantu oleh anjing pelacak.
Judha Nugraha belum segera menjawab pesan yang dikirim Tempo pada Jumat, 17 Februari, soal hasil pencarian kemarin.
Gempa dengan magnitudo 7,6 mengguncang Turki pada Senin, 6 Februari 2023. Dua gempa lain menyusul tak lama setelah itu. Data resmi menyebut, korban gempa Turki, yang berlangsung di perbatasan Suriah itu, tercatat lebih dari 40 ribu.
Dua WNI yang belum bisa dihubungi tersebut berprofesi sebagai pekerja spa terapis. Informasi dari masyarakat Indonesia di Diyarbakir yang dekat dengan kedua WNI tersebut menyebutkan bahwa keduanya tinggal di Apartemen Galleria saat terjadinya gempa.
Sementara itu apartemen tersebut diketahui adalah salah satu dari ratusan gedung bertingkat yang mengalami keruntuhan total.
Menteri Luar Negeri RI menyebut ada sekitar 500 WNI yang tinggal di wilayah gempa yang terdampak oleh bencana itu. Pemerintah sebelumnya telah mengevakuasi lebih dari 123 WNI yang tinggal di wilayah gempa Turki.
Mereka yang terdampak dan terdesak situasi di lapangan, lalu dipindahkan ke Ankara. WNI asal Bali yang menikah dengan warga Turki, ditemukan tewas bersama bayinya.
Pemerintah Indonesia telah mengirimkan bantuan logistik dan tim kesehatan ke Turki dalam dua gelombang.
DANIEL A. FAJRI