Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

10 th Sepeninggal Tentara Amerika

Sepuluh tahun pembebasan kota Saigon, sekarang Ho Chi Minh, dirayakan besar-besaran. Diliput ratusan wartawan dari AS, karena sekaligus sebagai perayaan kekalahan pahit AS. Ekonomi Vietnam belum membaik.(ln)

4 Mei 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEMARAK dengan bendera, poster Paman Ho dan kembang api, Kota Ho Chi Minh seperti mengalami metamorfosa. Tidak ada lagi kesan kumuh yang biasanya dipancarkan puluhan ribu gelandangan sepanjang trotoar. Kota yang dulu dikenal dengan nama Saigon itu memang bersiap-siap menyambut perayaan 10 tahun pembebasannya dari penguasa Vietnam Selatan waktu itu, Jenderal Nguyen Van Thieu. Di sana-sini terdengar petasan menggelegar, sementara rakyat dihibur acara kesenian atau dilibatkan dalam aneka pertandingan olah raga. Saigon jatuh tepat 30 April, sepuluh tahun yang lalu, tapi sehari sebelumnya sudah digempur dengan hujan roket yang terus-menerus ditembakkan pihak Utara. Merupakan puncak perjuangan bersenjata Vietnam, gempuran itu lebih dikenal sebagai ofensif Ho Chi Minh. Otak serangan Jenderal Van Tien Dung - yang baru-baru ini berkunjung ke Indonesia - sempat mengirimkan ultimatum kepada bala tentara AS. Dan tindakan ini kemudian diartikan sebagai peluang bagi sisa-sisa tentara Paman Sam untuk menyelamatkan diri. Pada perayaan Selasa lalu, sengaja datang dari Hanoi, sekjen Partai Komunis Vietnam (PKV) Le Duc Tho dan Menhan Tenderal Tien Dung. Mereka menjadi tuan rumah untuk sejumlah wakil negara sosialis dan sekitar 150 wartawan Amerika. Membanjirnya nyamuk pers ke bekas "neraka Vietnam" menimbulkan tanda tanya besar bagi para pejabat Hanoi. Adakah mereka datang untuk menyaksikan kembali pelajaran sejarah yang telah dibayar rakyat Amerika dengan mahal atau sekadar memburu berita? Dalam keterlibatan militer di Vietnam. 58.020 prajurit AS tewas dan US$ 150 milyar ludas. Untuk meliput kekalahan besar - yang bagi pemerintah Hanoi justru kemenangan besar - jaringan televisi Amerika NBC telah mengajukan permohonan sejak beberapa bulan lalu. Mereka berhasil mendapat hak siaran langsung dari Kota Ho Chi Minh, sejak 29 April. Menghabiskan US$ 1 juta, NBC dapat memanfaatkan sebuah satelit bumi, sedangkan ABC terpaksa menyewa satelit Uni Soviet. Dengan sendirinya, peliputan NBC tidak bisa disensor, satu hal yang membuat Hanoi kemudian jadi waspada. Khawatir tidak mampu mengawasi wartawan Amerika yang lincah-lincah itu, Hanoi membatasi undangan pada 150 orang saja. Dan Walter Cronkite, pewawancara terkenal itu, adalah satu-satunya wartawan yang diizinkan mewawancarai Perdana Menteri Pham Van Dong. Jika wartawan media elektronik sibuk merekam Kota Ho Chi Minh sampai ke sudut-sudut, wartawan cetak mengarahkan peliputan pada laporan analitis lengkap dengan angka-angka. Sesudah 10 tahun, apakah cita-cita yang menggerakkan ofensif Ho Chi Minh tercapai? "Keberhasilan utama ialah negara damai, rakyat tidur nyenyak tanpa takut dibom atau diserang," ucap Hoang Tung, anggota Sekretariat PKV kepada TEMPO. Tapi untuk mengisi kemerdekaan, perjuangan bersenjata mesti dialihkan ke perjuangan ekonomi. Ini ternyata tidak mudah. Kini Vietnam masih tergolong satu dari 20 negara termiskin di dunia dengan pendapatan per kapita US$ 160 per tahun. Dengan laju pertambahan penduduk 2,4% setahun, negeri yang dihuni 60 juta jiwa itu, justru menghabiskan 50% anggaran belanjanya untuk keperluan militer. Berkat bantuan Uni Soviet US$ I milyar setahun, Vietnam bisa mempertahankan angkatan bersenjatanya yang keempat terbesar di dunia dengan I juta personil militer. Sejak penyerbuan ke Kamboja, Desember 1978, 160-180.000 dari jumlah itu ditempatkan di sana. Bicara tentang ekonomi, Menlu Nguyen Co Thach mengaku, "Di Vietnam terdapat pemerataan kemiskinan." Sedikit menyindir ia berkata, "Kami sangat miskin tapi tidak diganggu ketidakstabilan politik seperti yang sering terjadi di negara yang lebih kaya." Dan karena pemerataan, tampaknya Vietnam masih akan lama bergumul dengan kemiskinan. Hanya pertanian yang ber. hasil - pernah swasembada pangan - tapi belakangan terpaksa impor beras lagi, karena peningkatan jumlah penduduk. Sementara itu industri masih mandek antara lain karena kekurangan bahan bakar dan kapital. Lantaran Vietnam tidak sanggup membayar bunga yang sudah jatuh tempo, Dana Moneter Internasional (IMF) telah pula menyetop bantuannya, padahal negara itu terbelit utang US$ 4. Eksplorasi minyak lepas pantai diharap kelak dapat menggerakkan roda ekonomi negara yang-menurut para diplomat di Hanoi "terancam kebangkrutan". Dengan demikian, pemeo yang berbunyi "Vietnam berhasil dalam perang, gagal dalam damai", agaknya akan masih lama beredar. Apalagi jika proyek Kamboja masih terus dipertahankan. Sementara itu, harus diakui, integrasi Utara dan Selatan belum berjalan seperti yang diharapkan. Kedua Vietnam itu, menurut pengamatan wartawan Barat, masih saling mencurigai dan saling tidak mempercayai. Hal ini ada kaitannya dengan penegasan Le Duc Tho tentang tapol. Katanya, pembebasan mereka belum mungkin dilakukan sekarang, apalagi karena ada yang terlibat gerakan subversi. Antara tahun 1978 dan 1983 pernah dua kali terbongkar komplotan pemberontak di Provinsi Song Be. Di Vietnam Selatan, menurut keterangan resmi, terdapat 7.000 orang tapol, tapi sumber lain menyebut 15.000 orang. Isma Sawitri Laporan Yuly Ismartono dan kantor berita dari Hanoi dan kota Ho Chi Minh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus