Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

3 Perang Paling Bodoh dalam Sejarah

Bangsa atau negara lazimnya memiliki alasan ideologis untuk pergi berperang, tetapi sejarah mencatat tiga perang yang disebabkan alasan yang konyol.

31 Juli 2019 | 14.00 WIB

The Pig War atau Perang Babi.[New York Post]
Perbesar
The Pig War atau Perang Babi.[New York Post]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak alasan positif kenapa manusia ikut perang selama berabad-abad lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menghentikan atau mencegah genosida, untuk kemerdekaan, atau menjaga tanah air dari serangan musuh, adalah alasan perang yang bisa diterima akal sehat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bagaimanapun alasan-alasan konyol juga bisa membuat manusia pergi berperang, seperti yang diulas Business Insider, 30 Juli 2019.

1. Perang Bucket Oaken

Perang Oaken Bucket lebih terdengar seperti persaingan antarmahasiswa di universitas, tapi nyatanya Perang Oaken Bucket memang benar-benar perang yang terjadi pada 1325 antara dua negara Italia, Bologna dan Modena, yang menewaskan 2.000 orang.

Itu benar-benar perang proksi antara para pendukung Kekaisaran Romawi Suci dan Kepausan. Apa yang perlu diketahui adalah perang itu dimulai karena beberapa tentara Modena mengambil ember dari sumur kota Bologna.

Orang-orang Modena menang dan berhasil mempertahankan ember itu. Pada Pertempuran Zappolino, sekitar 32.000 orang Bologna bertempur menghadapi 7.000 orang Modena, dan dikejar dari medan perang setelah kalah.

2. Perang Babi

Ini adalah perang yang bisa berubah menjadi konflik yang jauh lebih besar.

Pulau San Juan, yang terletak antara daratan antara Amerika Serikat dan Pulau Vancouver Kanada, dimiliki oleh para pemukim Amerika dan karyawan Inggris dari perusahaan Hudson Bay Company.

Sebetulnya pulau itu dalam praktiknya dibagi dua, di mana kedua negara memiliki klaim ke pulau barat laut dan klaim itu menciptakan banyak ketegangan di wilayah tersebut.

Ketegangan itu memanas pada Juni 1859 ketika seorang petani Amerika menembak babi hutan Inggris karena merusak tanaman kentangnya. Terjadi pertengkaran dan petani itu hampir ditangkap oleh Inggris.

Angkatan Darat AS mengetahui situasi ini dan mengirim Kapten George Pickett (yang belakangan terkenal dengan Pickett's Charge) bersama sekelompok tentara, yang segera mendeklarasikan pulau itu sebagai milik Amerika. Tentu saja Inggris merespons dengan mengirimkan satuan militer terbaiknya, Angkatan Laut Kerajaan "The Royal Navy".

Selama berminggu-minggu, tampaknya kebuntuan akan memicu perang yang lebih besar antara kedua kubu, tetapi kesepakatan akhirnya tercapai dan kedua belah pihak mengambil kendali bersama atas pulau itu.

3. Perang Anjing Liar

Atau juga disebut Insiden di Petrich. Perang ini persis seperti namanya, hanya saja menyebabkan kematian yang besar akibat pertempuran tahun 1925, yang membuat 20.000 orang Yunani melawan 10.000 orang Bulgaria di medan perang.

Penyebabnya adalah seekor anjing yang telah melarikan diri dari seorang prajurit Yunani. Tentara itu mengejar anjing itu, meskipun berlari melintasi perbatasan Yunani dengan Bulgaria. Penjaga perbatasan Bulgaria, melihat seorang prajurit Yunani berlari melalui wilayah mereka dan menembaknya.

Orang-orang Yunani kemudian memulai invasi ke Bulgaria, menduduki kota-kota perbatasan dan bersiap untuk menembaki dan merebut kota Petrich sebelum Liga Bangsa-Bangsa melakukan intervensi, merundingkan gencatan senjata yang mengakhiri perang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus