Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tahun World Happiness Record menerbitkan laporan daftar negara paling bahagia di dunia. Laporan itu merupakan hasil survei tentang keadaan kebahagiaan global yang memeringkat hampir 140 negara berdasarkan seberapa bahagia warganya memandang diri mereka sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peringkat World Happiness Report sebagian besar didasarkan pada penilaian dari Gallup World Poll. Enam variabel kunci yang diukur oleh laporan tersebut adalah pendapatan (PDB per kapita), dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan untuk menentukan pilihan hidup, kedermawanan, dan kebebasan dari korupsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertanyaan paling umum untuk mengukur kesejahteraan orang adalah secara keseluruhan, seberapa puaskah dengan hidup Anda saat ini? Untuk menjawabnya, orang mengandalkan skala 0-10 (0= sangat tidak puas, 10= sangat puas).
"Rata-rata kebahagiaan dan peringkat negara, untuk emosi serta evaluasi kehidupan, sangat stabil selama tiga tahun COVID-19, " kata John Helliwell, editor laporan tersebut, dalam rilisnya.
Menurut laporan tersebut, Finlandia memimpin peringkat negara paling bahagia di dunia selama enam tahun berturut-turut. Mengapa Finlandia dapat menjadi langganan negara paling bahagia di dunia?
Alasan Finlandia Langganan Negara Paling Bahagia di Dunia
Heikki Väänänen, pendiri HappyOrNot dari Finlandia, sebuah platform feedback kebahagiaan pelanggan mengatakan bahwa di Finlandia, orang selalu berinteraksi di luar ruangan bahkan dalam cuaca buruk.
"Jika Anda menunggu cuaca bagus, Anda akan sering menunggu untuk waktu yang lama," kata Väänänen.
"Kami melakukan banyak olahraga di malam hari dan menghabiskan waktu bersama tetangga. Saya tidak tahu bahwa ada penelitian di sini, tetapi saya bertaruh kita menghabiskan lebih sedikit waktu menonton Netflix daripada orang-orang di AS."
Väänänen menambahkan bahwa karena Finlandia sangat kecil, perjalanan kerja biasanya cepat, memberi orang lebih banyak waktu luang untuk bersenang-senang.
"Perjalanan sekitar lima hingga 15 menit, dan tidak akan pernah lebih dari 30 menit," kata Väänänen.
"Kami biasanya berjalan, bersepeda atau naik bus, meskipun beberapa dari kami mengemudi. Karena anak-anak pergi ke sekolah dan pergi untuk melakukan hobi sendirian, dan sangat mandiri, kami tidak khawatir tentang mengantar mereka (anak-anak) atau menjemputnya. Orang tua tidak khawatir sesuatu yang menakutkan akan terjadi. Kebebasan adalah bagian besar dari kebahagiaan kita."
Sementara itu, Katja Pantzar, penulis "The Finnish Way: Finding Courage, Wellness, and Happiness Through the Power of Sisu," yang tinggal di Helsinki, mengatakan ia memandang Finlandia sebagai "orang dalam". Lahir di Finlandia, Pantzar tumbuh di Kanada dan tinggal di Inggris dan Selandia Baru.
"Saya cenderung melihat banyak aspek kehidupan sehari-hari di sini sebagai sesuatu yang eksotis yang mungkin dimiliki penduduk setempat sebagai hal biasa," katanya.
Pantzar telah terpesona oleh konsep Sisu Finlandia, yang menggambarkan ketabahan, tekad, dan ketahanan rakyat Finlandia. Dia mengatakan Sisu adalah elemen kunci menuju kebahagiaan di Finlandia.
"Sisu berarti mengambil pendekatan yang sungguh-sungguh terhadap musim dingin yang gelap dan dingin dengan melakukan kegiatan seperti berenang musim dingin, berenang di danau atau laut saat di bawah titik beku di luar dan airnya sekitar 1 atau 2 derajat Celsius," kata Pantzar.
"Ini mungkin aneh buat banyak orang yang mencoba berenang musim dingin untuk pertama kalinya...perenang merasa berenergi dan gembira, karena berendam dalam air es melepaskan apa yang disebut hormon bahagia. Ini termasuk endorfin, dopamin dan oksitosin," tambahnya.
Banyak juga orang yang berenang dengan sauna, pemandian uap Finlandia klasik, di mana pemandian (pria dan wanita sauna terpisah) duduk tanpa pakaian renang.
Seperti yang dikatakan Pantzar, ketika menggabungkan kegiatan-kegiatan yang membangkitkan semangat ini dengan masyarakat yang cukup egaliter, jaminan keamanan sosial yang kuat. Selain itu Pantzar menambahkan, bahwa pendidikan dasar, menengah, dan universitas yang nyaris gratis dan budaya rasa percaya satu sama lain yang tinggi, membuat Finlandia negara paling bahagia di dunia.
Kebahagiaan di Finlandia juga dapat dilihat dari Bangsa Nordik memiliki tradisi lama dan gaya hidup yang berbeda yang menumbuhkan dan mempromosikan kebahagiaan.
EKA YUDHA SAPUTRA | DEWI RINA CAHYANI