Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kim Yo Jong, adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengkritik pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang disebutnya sedang meningkatkan provokasi. Kondisi ini membuat Korea Utara dibenarkan untuk meningkatkan kemampuan senjata nuklir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Segera setelah pemerintahan baru (Amerika Serikat) muncul pada tahun ini, Amerika Serikat telah meningkatkan provokasi politik dan militer terhadap Korea Utara dengan memberlakukan kebijakan yang bermusuhan seperti yang dilakukan pemerintahan sebelumnya,” kata Kim Yo Jong seperti diwartakan kantor berita KCNA, Selasa, 4 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya Kim mencela kunjungan kapal tempur USS Carl Vinson ke Korea Selatan pada Minggu, 2 Maret 2025. Dia mengatakan tindakan itu bagian dari kebijakan konfrontasi melawan Korea Utara.
“Kebijakan yang rapuh terhadap Korea Utara oleh Amerika Serikat saat ini menawarkan ketidak adilan bagi Korea Utara. Kami tentu saja akan meningkatkan kemampuan perang nuklir kami,” kata Kim dikuitp dari Reuters
Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan pada Selasa, 4 Maret 2025, komentar Kim Yo Jong hanyalah pepesan kosong selain untuk membenarkan Korea Utara mengembangkan rudal nuklinya.
“Senjata nuklir Korea Utara tidak pernah bisa diterima. Satu-satunya cara Korea Utara untuk selamat adalah mengabaikan obsesinya dan delusi soal senjata nuklir,” demikian keterangan Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Sedangkan Angkatan Laut Korea Selatan pada Minggu, 2 Maret 2025, mengatakan kapal tempur Amerika Serikat sudah tiba di pelabuhan Busan, Korea Selatan. Kehadiran kapal ini untuk memamerkan kekuatan militer terhadap Korea Utara.
Korea Utara menyatakan bahwa persenjataan nuklir dan rudal balistiknya diperlukan untuk menghadapi ancaman dari Amerika Serikat dan sekutunya, yang berperang melawan Korea Utara dalam Perang Korea 1950-1953.
Media pemerintah Korea Utara telah menampilkan foto berbagai jenis hulu ledak, tetapi negara itu tidak pernah mengungkapkan jumlah senjata yang dimilikinya. Para analis serta badan intelijen asing hanya memiliki perkiraan kasar. Pada Juli, sebuah laporan dari Federation of American Scientists menyimpulkan bahwa Korea Utara mungkin telah menghasilkan cukup bahan fisil untuk membangun hingga 90 hulu ledak nuklir, namun kemungkinan baru merakit sekitar 50.
Lee Sang-kyu, pakar teknik nuklir di Korea Institute for Defense Analysis di Korea Selatan, memperkirakan Korea Utara memiliki 80-90 hulu ledak nuklir berbasis uranium dan plutonium, dengan angka yang diperkirakan akan meningkat menjadi 166 pada 2030.