Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengajak Korea Utara membangun jembatan yang menghubungkan langsung kedua negara untuk kebutuhan aktivitas perdagangan setelah selama ini dilakukan melalui Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk membahas ide membangun jembatan itu, delegasi Rusia berkunjung ke Korea Utara menemui perwakilan pemerintah Korea Utara pada pekan lalu.
Baca: Dituding Jual Minyak ke Korea Utara, Ini Jawaban Rusia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua negara sebenarnya sudah dihubungkan dengan jembatan yang dinamakan Jembatan Persahabatan. Jembatan ini dibangun di muara Sungai Tumen dan dibuka pada 1959. Perbatasan kedua negara lewat muara sungai ini sekitar 18 kilometer.
Sepertinya gagasan Rusia mendapat sambutan dari Korea Utara.
Menurut Menteri Ro Tu-chol, ada 23 tempat pemeriksaan automobile antara Cina dan Korea Utara, tapi tak satu pun dengan Rusia.
Baca: Trump Puji Cina dan Kritik Rusia Soal Korea Utara
"Saat ini, produk impor tidak melewati perbatasan Rusia, tapi melalui Cina. Hal ini merupakan tahapan perluasan besar," ujarnya dalam pertemuan dengan delegasi Rusia, seperti dikutip dari South China Morning Post, Minggu, 25 Maret 2018.
Sejak sanksi internasional jatuh kepada Korea Utara, nilai perdagangan Korea Utara dengan Rusia sekitar 1 persen dari total perdagangan luar negeri Korea Utara pada 2013.
Dengan adanya jembatan baru ini, kedua negara berharap terjadi pertumbuhan perdagangan.
Baca: Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara
Rusia sepertinya menganggap penting Korea Utara. Tahun lalu, misalnya, perusahaan Rusia membangun koneksi Internet di Korea Utara dan jalur serat optik di sepanjang jembatan jalur kereta.
"Segera atau nanti, Korea Utara keluar dari isolasi. Jembatan itu kemudian akan dibutuhkan," kata Artyom Lukin, profesor politik internasional di Universitas Far Eastern Federal, Vladivostok.