Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Al Adaam bendera Qatar Warna merah Marun dan Putih Memiliki 9 Gerigi, Begini Sejarah dan Maknanya

Bendera nasional Qatar berwarna merah marun dan putih, punya motif 9 gerigi lebar. Begini asal usul dan makna filosofinya.

23 November 2022 | 17.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pasukan terjun payung dari Angkatan Bersenjata Qatar mengibarkan bendera raksasa pada perayaan Hari Nasional Qatar di Doha, 18 Desember 2015. REUTERS/Naseem Zeitoon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bendera nasional Qatar berwarna merah marun dengan warna putih bergerigi lebar yang memiliki sembilan titik. Negara tersebut mengadopsi bendera tersebut sesaat sebelum deklarasi kemerdekaan dari Inggris pada 1971.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bendera Qatar memiliki kemiripan dengan bendera Bahrain, bedanya bendera Bahrain memiliki lima titik dan berwarna merah, bukan merah marun. Bendera Qatar juga merupakan satu-satunya bendera yang lebarnya dua kali tingginya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bendera Negara Qatar disebut Al Adaam. Bendera ini merupakan simbol martabat dan persatuan bagi masyarakat Qatar. Di dalamnya terkandung martabat dan antusiasme mereka, sambil menginspirasi kekaguman akan kekayaan sejarah dan kemuliaan masyarakat setempat. Menjadi menghubungkan masa lalu mereka dengan masa kini, menanamkan rasa kesetiaan dan menjadi bagian dari negara besar.

Baca: Masih Bingung Qatar di Mana? Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Ini produsen Minyak dan Gas berpengaruh di Dunia

Makna Filosofi Bendera Qatar

Disarikan dari colonialflag.com, warna putih bendera Qatar mencerminkan simbol perdamaian yang diakui secara internasional. Warna merah marun melambangkan pertumpahan darah selama beberapa perang yang dialami Qatar, khususnya pada paruh kedua abad ke-19.

Warna merah marun di benderanya mewakili warna panji sang pendiri, Sheikh Jassim bin Mohammed bin Thani. Asal usul bendera Qatar berasal dari pemukim awal Zaman Perunggu yang mendirikan pabrik yang memproduksi pewarna ungu-merah dari spesies kerang tertentu di Jezirat bin Ghannam, dekat Kepulauan Al Khor. Saat terkena sinar matahari, pewarna ungu ini akan berubah menjadi warna merah marun. Pewarna itu diekspor ke negara lain dan digunakan untuk membuat pakaian ritual dan upacara untuk raja, kaisar, dan bangsawan lainnya.

Dilansir dari edarabia.com, sebelum 1851, setiap suku Qatar memiliki bendera yang mereka namakan sendiri. Mereka menggunakannya untuk festival, perayaan, dan peperangan. Namun, pada 1851, Syekh Jasim bin Thani berusaha menyatukan semua suku di bawah satu bendera. Pendiri Qatar modern memilih untuk mengadopsi bendera ungu.

Perjanjian Perlindungan Anglo Qatar pada1916 membawa Qatar di bawah British Trucial System sebagai anggota ke-9. Negara lain termasuk Dubai, Sharjah, Fujairah Ajman, Abu Dhabi, Ras al- Khaimah, Uni Emirat Arab dan Bahrain. Sejalan dengan perjanjian ini, Inggris memutuskan bahwa Qatar memerlukan bendera pada tahun 1932. Mereka mengusulkan bendera merah dengan sembilan titik untuk menandai Qatar sebagai anggota ke-9. 

Qatar menolak warna merah dan memilih bendera merah marun untuk melambangkan kebanggaan dalam sejarahnya. Mereka menyimpan sembilan titik dan menambahkan berlian yang memiliki warna merah marun untuk memisahkan setiap titik. Latar belakangnya juga bertuliskan nama Qatar dengan warna putih.

Pada 1960, Syekh Ali bin Abdullah Al Thani, penguasa saat itu, melakukan perubahan pada bendera. Dia menyimpan warna merah marun dan ujung bergerigi. Dia menyingkirkan kata Qatar dan berlian. Sejak itu, bendera ini menjadi bendera resmi Qatar.

ANNISA FIRDAUSI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus