Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aljazair telah menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Minggu, 18 Februari 2024, untuk melakukan pemungutan suara terhadap rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza, dan menurut sumber media, Dewan Keamanan telah memutuskan untuk melakukan pemungutan suara mengenai resolusi tersebut minggu depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Jumat, misi Aljazair untuk PBB mendistribusikan rancangan resolusi yang telah diubah kepada anggota Dewan Keamanan, menyerukan “gencatan senjata segera karena alasan kemanusiaan yang harus dihormati oleh semua pihak.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rancangan resolusi tersebut menolak “pengungsian paksa penduduk sipil Palestina,” dan mendesak masuknya bantuan kemanusiaan “sepenuhnya, cepat, aman, dan tanpa hambatan, ke seluruh Jalur Gaza.” Pernyataan ini juga menyerukan “semua pihak untuk mematuhi hukum internasional.”
Majelis Umum PBB memilih Aljazair pada Juni 2023 sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk masa jabatan dua tahun.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menanggapinya dengan mengatakan bahwa jika rancangan resolusi yang diajukan oleh Aljazair disetujui melalui pemungutan suara sebagaimana dirancang, maka rancangan tersebut tidak akan diadopsi oleh Washington.
Rancangan resolusi sebelumnya yang diajukan ke Dewan Keamanan yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, yang diveto oleh AS demi kepentingan sekutu terbesarnya, Israel, telah gagal.
Pertama kali pada 18 Oktober 2023 dengan resolusi rancangan Brazil, kedua pada tanggal 8 Desember 2023 dengan resolusi rancangan UEA, dan ketiga pada tanggal 22 Desember 2023 dengan resolusi rancangan Rusia.
Meskipun hampir 29.000 warga Palestina telah menjadi martir dalam agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, Amerika Serikat terus mendukung Israel secara diplomatis dan militer, terlepas dari upaya yang diduga dilakukannya untuk "memfasilitasi" jeda pertempuran dan kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan faksi-faksi Perlawanan Palestina.
Sementara Perdana Menteri pendudukan Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk terus melanjutkan perang di Gaza sampai “menghancurkan Hamas”, Perlawanan Palestina telah menegaskan kembali bahwa mereka akan menegosiasikan kesepakatan hanya jika kesepakatan gencatan senjata permanen tercapai, dan menolak kesepakatan sementara.
AL MAYADEEN