Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Jumat, 14 Oktober 2022, mengungkap kalau Amerika Serikat sangat waswas dengan sejumlah laporan yang menyebut kekerasan akibat konflik di utara Ethiopia meningkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami menyerukan pada Ethiopian National Defense Forces dan Eritrean Defense Forces agar segera menghentikan serangan militer. Kami meminta Eritrean agar menarik tentara mereka dari wilayah utara Ethiophia. Kami juga menyerukan Tigrayan Defense Forces agar melakukan gencatan senjata secara proaktif,” kata Blinken dalam pernyataan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi selama pertemuan KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, 9 Juli 2022. Pertemuan ini bertujuan untuk menjaga hubungan AS yang sulit dengan Beijing stabil dan mencegahnya membelok secara tidak sengaja ke dalam konflik. Stefani Reynolds/Pool via REUTERS
Buruknya dampak kebrutalan perang sipil di utara Ethiopia diceritakan pula oleh Fasika Amdesladie, seorang dokter bedah yang bertugas di Ayder Comprehensive Specialized Hospital di Tigray. Tigray adalah sebuah wilayah di utara Ethiopia.
Amdesladie menceritakan sistem perawatan kesehatan di Tigray sangat buruk dampak dari perang sipil. Tigray, khususnya di wilayah utara mengalami blokade, sebagian besar listrik dan komunikasi terputus. Di sana ada bencana kemanusiaan yang sangat besar, yang terjadi selama perang dan tidak terlihat selama perang.
“Pasien-pasien kami tidak mendapatkan pengobatan mendasar, seperti antibiotik, cairan IV dan oksigen,” kata Amdesladie.
Tanpa suplai obat-obat mendasar tersebut, Amdesladie menyaksikan pasien-pasiennya meninggal. Dia melihat ketidak berdayaan di mata para pasiennya, yang akan segera menemui malaikat maut.
“Sebagai orang pertama yang melihatnya, ini sangat meremukkan hati. Kami tidak bisa melakukan apapun untuk mereka dan hanya bisa meminta mereka untuk berdoa,” kata Amdesladie, yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mekele, sebelum perang meletup.
Ucapan Amdesladie itu dibenarkan oleh Lindsey Green, staf senior dari Physicians for Human Rights (PHR). Green mengatakan konflik di utara Ethiopia benar-benar telah menghancurkan sistem kesehatan di sana.
Kekerasan di utara Ethiopia terjadi antara Partai Tigray People's Liberation Front dengan Angkatan Bersenjata Ethiopia. Tigray People's Liberation Front adalah Partai yang berkuasa di wilayah utara Ethiopia atau area Tigray. Konflik yang sudah berlangsung selama dua tahun ini semakin memanas karena Angkatan Bersenjata Ethiopia bersekutu dengan negara tetangganya Eritrea.
Kedua pelah pihak yang bertikai saling menyalahkan sebagai pihak yang memulai dulu perang. Konflik bersenjata ini telah menewaskan lebih dari 600 ribu orang dan membuat jutaan warga kehilangan tempat tinggal. Tim peneliti dari Ghent University, Belgia, menyebut perang di Tigray telah menimbulkan kelaparan dan kemiskinan.
Sumber: Reuters | npr.org
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.