Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi mempersilahkan para tamu untuk menginap di Ritz-Carlton Riyadh setelah hotel mewah yang dijuluki "rumah tahanan berlapis emas" itu dibuka kembali pada Ahad, 11 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan situs berita 9News, Senin, 12 Februari 2018, menyebutkan, hotel ini sebelumnya menjadi "Rumah Tahanan" selama tiga bulan bagi para tersangka korupsi pada November 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lobby utama hotel Ritz Carlton tempat para pangeran Arab ditahan, di Riyadh, Arab Saudi. Kehadiran tahanan yang merupakan para pangeran dan pejabat tinggi Arab Saudi di hotel tersebut, membuat pihak hotel membatasi calon tamu yang hendak memesan kamar, setidaknya itu yang terjadi pada Selasa (07/11). ritzcarlton.com
"Mereka yang ditahan di tempat mewah ini antara lain para pangeran, keluarga kerajaan, pengusaha dan pejabat yang dituding korupsi uang negara," tulis 9News. Selain kamar tidur mewah, menurut laporan 9News, hotel ini dilengkapi dengan ruang bowling, ballroom dan kolam renang indoor.
Bulan lalu, kantor kejaksaan Arab Saudi mengumumkan bahwa negara berhasil mengembalikan dana sebesar US$ 128 miliar atau sekitar Rp 1.744 triliun dari para tersangka korupsi.Pangeran Alwaleed Bin Talal terlihat sedang berkuda di sebuah dataran gurun pada Jumat, 2 Februari 2018, setelah keluar dari tahanan di Hotel Ritz Carlton pada 27 Januari 2018. Twitter
"Hampir seluruh tahanan dibebaskan menyusul kesediaan mengembalikan dana ke pemerintah."
Di antara tersangka korupsi yang dibebaskan adalah Pangeran Alwaleed bin Talal, pria yang diyakini terkaya di Timur Tengah. Dia dikabarkan telah mengembalikan dana ke Kerajaan Arab Saudi sebesar US$ 18 miliar atau sekitar Rp 245 triliun.